TRIBUNNEWS.COM,JOMBANG - Pembagian raport bagi anak didik di sejumlah sekolah di Jombang, ditunda gara-garanya belum siap menerapkan sistem penilaian berbasis Kurikulum 2013 (K-13) yang membuat guru kedodoran.
Sistem penilaian K-13 dinilai membutuhkan waktu lebih lama karena bukan hanya menuliskan angka, melainkan juga memberikan narasi pada rapot murid.
Ranah penilaian meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik atau keterampilan, yang semuanya harus dipaparkan secara detail.
"Seharusnya raport kami bagikan Sabtu (20/12/2014), tapi karena pengisian belum selesai, pembagian kami tunda hingga setelah liburan," ujar Eny Rosyidah, guru SMK Matsna Karim, Kecamatan Diwek, Minggu (21/12/2014).
Dia mengatakan, sebenarnya pemerintah sudah menggelar Pendidikan dan Latihan (Diklat) implementasi K-13 tapi dalam tidak pernah membahas tentang sistem penilaian rapot.
“Baru seminggu lalu kami mendapat format di MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah). Input datanya saja mencapai 25 lembar. Jadi kami belum bisa menyelesaikan rapot tersebut," ujar Eny, guru mata pelajaran Akuntansi.
Eko Utomo, guru Seni Budaya SMP Negeri 3 Jombang juga melontarkan keluhan senada.
Meski sudah memasuki liburan, namun sekolah tempatnya mengajar juga belum membagikan raport.
Lagi-lagi, alasannya rumitnya sistem penilaian. Penilaian itu, menurut Eko, bukan hanya memasukkan angka-angka, namun juga narasi.
"Ini butuh waktu lama, lebih-lebih belum terbiasa. Saya ini pegang 12 kelas. Satu kelas rata-rata 32 siswa. Kalau harus mengisi raport dengan sistem penilaian K-13 hanya dalam waktu sepekan, jelas tidak selesai. Karena itu, pembagian raport kami lakukan usai liburan," tutur Eko.