TRIBUNNEWS.COM.SEMARANG- Ketika KRI Bung Tomo singgah di Kota Semarang untuk mengisi bahan bakar dan perbelakan, Minggu (4/1/2015) Tribun Jateng menemui Komandan KRI Bung Tomo, Kolonel Laut Yayan Sofiyan.
Kolonel Laut Yayan Sofiyan menuturkan, salut akan semangat dan dedikasi anggotanya. Dalam kondisi cuaca buruk, angin kencang, ombak tinggi, personil dari KRI Bung Tomo tetap semangat melakukan misi evakuasi korban Airasia.
"Mereka terenyuh melihat jenazah para korban yang terombang ambing di lautan. Cuaca buruk bukan satu halangan bagi kami," kata Yayan.
Yayan mengatakan, KRI Bung Tomo yang pertama kali menemukan exit dor dari pesawat Airasia. Selanjutnya, temuan itu dilaporkan ke Basarnas sebagai pengendali lalu kemudian pencarian difokuskan di sekitar lokasi penemuan pertama itu.
"Kami total sudah mengevakuasi 10 jenazah korban. Berbagai pecahan dari pesawat dan tas," katanya.
Misi pencarian bangkai pesawat nahas AirAsia QZ 8501 berikut black boxnya, hingga hari kedelapan belum membuahkan hasil. Para penyelam yang diterjunkan di titik koordinat yang diduga menjadi letak bangkai AirAsia balik lagi ke permukaan laut lantaran di lokasi kedalaman laut dipenuhi lumpur dan arusnya sangat kuat.
Untuk mencapai lokasi bangkai pesawat nahas di kedalaman 31 meter di Selat Karimata, Kalimantan Tengah tersebut, Basarnas dibantu sejumlah negara sahabat menerjunkan 84 penyelam. Kemarin (4/1), cuaca di lautan yang awalnya cerah, mendadak menjadi buruk. Hujan deras diikuti gelombang tinggi menjadi kendala terberat bagi tim gabungan.
Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo mengatakan, penyelaman dihentikan sementara waktu karena cuaca tidak bersahabat. Menurutnya, penyelaman akan dilanjutkan jika kondisi cuaca membaik.
"Laporan yang saya terima yang berhasil turun 2 orang penyelam. Tapi di dasar laut jarak pandang nol atau gelap. Terlihat lumpur, arus dasar laut 3-5 not" ujar Soelistyo di Kantor Basarnas, Jakarta, Minggu (4/1/2014)
Para penyelam yang diterjunkan untuk mencapai bangkai pesawat sebanyak 84 orang. 67 penyelam berasal dari Indonesia dibantu 17 penyelam dari Rusia. Sebagian besar penyelam dalam negeri berasal dari pasukan TNI AL yang telah melakukan penyelaman sejak Jumat (2/1) dari KRI Banda Aceh. Sementara 17 penyelam dari Rusia baru bergabung kemarin setelah mereka tiba di Pangkalan Bun.
Setelah semua persiapan selesai, dilakukan doa bersama sebagai persiapan terakhir sebelum para penyelam turun ke permukaan air dengan perahu karetnya. Tim pertama, turun sekitar pukul 06.20 WIB untuk melakukan observasi, memastikan letak pasti bangkai pesawat, dan memasang jalur dan tanda.
Adapun cuaca di lokasi kemarin pagi berawan dengan hujan rintik-rintik.Hingga siang, cuaca makin memburuk. Namun penyelam tetap diturunkan. Karena jarak pandang 0 dan arus di dalam laut sangat kuat, hanya dua penyelam yang berhasil mencapai dasar laut, akhirnya kembali naik ke permukaan.
Sementara itu, jumlah korban tewas yang berhasil diketemukan hingga kemarin malam mencapai 34 orang. Empat jenazah ditemukan pada pencarian kemarin. Kapal Jepang JS Onami berhasil menemukan tiga jenazah. Satu jenazah lagi ditemukan kapal Singapura, RSS Presistence. Dari 34 korban yang diketemukan, enam diantaranya telah berhasil diidentifikasi oleh tim DVI dan telah diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan. (tribunjateng/cetak)