News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus HIV/AIDS di Sukoharjo Meroket Imbas Maraknya Penggunaan Aplikasi MiChat

Editor: willy Widianto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kenali gejala HIV/AIDS

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO - Penggunaan aplikasi kencan, salah satunya adalah Michat menyebabkan tingginya kasus HIV/AIDS di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. 

Baca juga: Rusia Alami Kelangkaan Obat HIV AIDS

Sepanjang tahun 2024, tercatat sebanyak 56 kasus baru HIV/AIDS ditemukan, sebagian besar terkait dengan perilaku seksual berisiko yang dipermudah oleh teknologi modern dengan menggunakan aplikasi kencan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu mengatakan aplikasi kencan memfasilitasi hubungan instan tanpa komitmen, yang seringkali melibatkan perilaku seksual.

"Kemudahan akses melalui teknologi membuat interaksi menjadi lebih cepat dan tanpa batas. Hal ini meningkatkan risiko penyebaran HIV/AIDS, terutama di kalangan usia produktif," kata Tuti, Selasa(26/11/2024).

Menurut Tuti, aplikasi kencan banyak digunakan oleh kelompok usia muda hingga dewasa yang mencari hubungan, termasuk kelompok berisiko seperti Laki Suka Laki (LSL) dan pekerja seks komersial.

Baca juga: Ngambek, Anak di Semarang Hancurkan Motor Ayahnya, Kerangka Ditemukan di Kebun

"Faktornya itu juga salah satunya banyaknya aplikasi kencan online  seperti kita sebut Michat, sementara itu dengan perkembangan teknologi ini resiko tinggi lainnya yakni Wanita Pekerja Seks dan waria," papar Tuti.

Tuti menyebut, selama periode bulan Januari-Oktober 2024 sekitar ada 56 orang.

"Kalau kasus baru 2024 yang baru tadi 15 kasus. Kumulatif ada 56 orang HIV ada 37 dan Aids ada 19 orang,"ungkapnya. 

Lebih lanjut, kata Tuti jika di total per tahun hingga 2024 ini DKK Sukoharjo mencatat ada 980 Kasus HIV/AIDS.

Baca juga: Sehari Jelang Pencoblosan Wilayah Pekalongan Diterjang Banjir, Lima TPS Terpaksa Direlokasi

"Dari 56 kasus itu, 11 orang diantaranya diduga karena Laki Suka Laki (LSL), dan 1 orang waria," lanjut Tuti. 

Menurut Tuti, kasus baru LSL ini sudah ditemui sebelum perkembangan teknologi. 

"Kalau kasus LSL ini, sebetulnya sudah ditemukan jauh sebelum IT itu berkembang," terangnya.

Baca juga: Anggota Badan Pemeriksa Keuangan: Tata Kelola Pendanaan Iklim Harus Transparan dan Efektif

Tuti menambahkan, tren penularan HIV/AIDS ini berasal dari berbagai macam profesi tidak menutup kemungkinan anak-anak di bawah umur.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini