TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) berhasil memproduksi gula sebesar 468.337 ton pada musim giling 2014 dari sebelas pabrik gula miliknya di Jawa Timur.
Meski dihadang dampak lanjutan anomali iklim, kinerja produksi perusahaan relatif tetap stabil.
Produksi gula tercatat hanya turun sekitar 3 persen dari tahun 2013. Dengan produksi 468.337 ton, PTPN X tetap sebagai produsen gula terbesar se-Indonesia.
Dirut PTPN X Subiyono, Selasa (6/1), mengatakan, musim giling sepanjang 2014 dihantui oleh dampak anomali iklim yang terjadi pada 2013 di mana terjadi hujan berkepanjangan yang berdampak pada terhambatnya pembentukan gula pada batang tebu.
”Tebu yang tidak bisa ditebang tepat waktu dan sulit dirawat selama hujan pada tahun 2013 berdampak pada kinerja 2014. Meski demikian, kami banyak melakukan antisipasi, antara lain dengan perbaikan di sektor budidaya dan revitalisasi mesin-mesin pabrik,” jelas Subiyono.
Beberapa indikator kinerja menunjukkan perbaikan. Kadar gula dalam tebu (rendemen) mencapai 7,64 persen pada 2014, meningkat cukup signifikan dibanding 2013 saat terjadi anomali iklim sebesar 7,19 persen.
Produktivitas lahan rata-rata mencapai 85 ton per hektar, termasuk yang tertinggi di antara perusahaan pergulaan yang lain.
Luas areal tebu yang dikelola PTPN X bersama petani binaannya pada 2014 adalah sebesar 72.233 hektar dengan total 6,11 juta tebu digiling. Perusahaan mempunyai kapasitas giling pabrik sebesar 37.234 ton tebu per hari.
Subiyono menambahkan, kinerja 2014 juga terhambat penurunan harga gula yang sangat drastis.
Bahkan, hingga ke kisaran Rp 8.500 per kilogram. Angka ini jauh di bawah tahun-tahun sebelumnya yang sebesar Rp 9.500 per kilogram.
Harga gula merosot lantaran penawaran yang berlebih karena rembesan gula rafinasi ke pasar konsumsi.
Gula rafinasi yang berbahan gula mentah impor semestinya untuk pasar industri makanan-minuman, namun kenyataannya masuk ke pasar gula konsumsi sehingga menekan penjualan gula berbahan tebu petani.
Untuk menyiasati penurunan harga gula, lanjut Subiyono, PTPN X terus berupaya melakukan efisiensi untuk menekan biaya pokok produksi. Biaya pokok produksi gula di PTPN X berhasil ditekan menjadi Rp 5.758 per kilogram pada 2014, menurun dibanding 2013 sebesar Rp 6.376 per kilogram.
”Biaya produksi gula kami termasuk yang terendah di Indonesia. Karena efisiensi dan optimalisasi kinerja pabrik, biaya produksi bisa ditekan. Hasilnya, di tengah penurunan harga yang sangat tajam, kami masih bisa membukukan laba,” tandas Subiyono.(Sri handi lestari)