News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Warga Sembakung Minta Kapal Angkut Bersubsidi Diberlakukan Lagi

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kapal angkut orang dan barang.

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru

TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Pemerintah Kabupaten Nunukan didesak mengaktifkan kembali kapal angkut bersubsidi rute Tarakan-Sembakung. Kapal subsidi untuk mengangkut logistik diharapkan mampu menekan harga barang.

Dahulu, Pemkab Nunukan pernah memberikan subsidi angkutan dari Tarakan-Sembakung. Warga terbantu dengan kapal angkutan ini karena menekan ongkos pengiriman barang. Sayang, berapa tahun belakangan subsidi angkutan tak dianggarkan lagi.

"Dulu, rokok di Tarakan harganya Rp 13 ribu, di Sembakung dijual Rp13.500. Tapi sekarang harga rokok di Tarakan Rp 16 ribu, di Sembakung dijual Rp 18 ribu. Jauh perbedaannya," ujar seorang warga bernama Faisal.

Penasehat Gerakan Pemuda Mahasiswa Rumpun Tidung Kecamatan Sembakung menambahkan, awal 2002 lalu warga bisa menikmati subsidi angkutan dari Pemkab Nunukan. Sudah sejak lama, warga setempat berbelanja ke Kota Tarakan.

Namun sekitar 2009, Pemkab Nunukan telah menghentikan subsidi ongkos angkutan kapal yang pernah dirasakan warga. Padahal, pada 2011 Dinas Perhubungan Pemkab Nunukan membeli kapal untuk transportasi Tarakan-Sembakung.

Kapal kayu berkapasitas 50 penumpang itu tidak sampai setahun beroperasi, karena terkendala izin pelayaran di Pemkot Tarakan. "Padahal Pemerintah Kecamatan Sembakung sudah ada permohonan untuk sementara diizinkan," imbuhnya.

Belakangan ada informasi, Pemkab Nunukan ingin mengalihkan pelayaran dimaksud dengan rute Nunukan-Sembakung. "Supaya perekonomian di Nunukan bergerak. Jadi perputaran uangnya bukan di Tarakan," ujarnya.

Karena hal tersebut, masyarakat menolak peralihan rute. Menurutnya harga barang di Tarakan lebih murah dibandingkan jika warga harus berbelanja ke Nunukan. Sehingga warga lebih memilih belanja ke Tarakan.

Dia mengatakan, jalur perdagangan Tarakan-Sembakung ini sudah ada sejak lama. Sekarang ini warga di Kecamatan Sembakung hanya mengandalkan speedboat kapasitas maksimal 30 penumpang untuk mengangkut barang.

Kecilnya kapasitas angkut barang membuat warga harus berkali-kali mengirimkan barang dari Tarakan dengan ongkos yang juga mahal. Di atas speedboat yang kecil itu, warga harus berebutan tempat dengan barang.

"Padahal dengan adanya bantuan subsidi, masyarakat terbantu untuk memasukkan barang dari Tarakan. Dan saat itu di Sembakung tidak terlalu tinggi harga," ujarnya.

Keterbatasan angkutan barang dari Tarakan, seringkali harga barang melambung tinggi, karena pedagang mengambil barang dari kecamatan sekitarnya seperti Kecamatan Sebuku. "Harga di Sebuku sudah mahal," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini