Laporan Wartawan Pos Kupang, Edy Hayon
TRIBUNNEWS.COM, ATAMBUA-- Isu memanasnya situasi di wilayah Timor Leste, membuat aparat TNI dari Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur (Yonif 514 Kostrad) memperketat penjagaan di garis perbatasan.
Total prajurit Yonif 514 yang ada di Sektor Timur sebanyak 350 orang, dikerahkan untuk menempati 20 pos yang ada sebanyak 330 prajurit, dan menyisahkan 20 prajurit di Markas Komando (Mako) Satgas Pamtas RI-RDTL di Sesekoe, Kecamatan Atambua Barat, Belu.
Komandan Satgas Pamtas RI-RDTL, Mayor (Inf) Muhamad Nas, S.IP, menyampaikan hal ini kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (27/1/2015).
Mayor Nas menuturkan, beberapa pekan ini beredar isu bahwa situasi politik di negara RDTL lagi memanas. Dugaan adanya persaingan politik antarelit, sehingga dampak ikutannya tentu ke wilayah Indonesia.
Menghadapi isu tersebut, TNI yang bertugas sebagai Satgas Pamtas RI-RDTL khusus di sektor Timur akan selalu siaga dengan melakukan patroli 7 x 24 jam.
"Jadi kita bukan saja patroli untuk menghalau oknum penyelundup tetapi juga menjaga hal-hal yang tidak kita inginkan. Kita tidak mau TNI berbenturan dengan pasukan UPF di perbatasan Timor Leste. Selama ini hubungan kita terjalin baik, komunikasinya baik. Jangan karena isu lalu meruncing situasi di perbatasan kedua negara," jelas Mayor Nas.
Menurutnya, anggota pasukan yang diterjunkan ke sektor Timur dari satuan Yonif 514 Kostrad seluruhnya 350 orang tersebar di 20 pos dari Motaain hingga Builalu.
Apabila selama ini prajurit lebih banyak di mako maka saat ini prajurit lebih banyak dikonsentrasikan di pos yang ada dan menyisahkan 20 orang prajurit di Mako Satgas Pamtas RI-RDTL di Sesekoe.
"Prajurit kita tempatkan lebih banyak di pos. Di Mako cuma 20 orang. Kita akan patroli menjaga keamanan di perbatasan RI-RDTL. Memang isu seperti itu (Timor Leste memanas, Red) tapi kita harus tetap waspada dan berjaga-jaga walaupun cuma isu," ujarnya.
Pada bagian lain, ditanya soal ada upaya warga menyerahkan senjata api rakitan pasca kerusuhan di Timor Timur, Mayor Nas mengatakan, sejauh ini belum ada inisiatif dari warga untuk menyerahkan secara sukarela.
Padahal, TNI sangat berharap warga yang masih menyimpan senjata ataupun bahan peledak lainnya, supaya bisa menyerahkan secara baik-baik dan tidak akan diproses.
"Malah kita sudah wanti-wanti, apabila ada warga yang menyerahkan maka kita akan berikan hadiah. Tapi belum ada yang serahkan. Kita memang berharap warga tidak menyimpan karena akan sangat berbahaya," kata Mayor Nas. *