Laporan Wartawan Tribun Timur Uming
TRIBUNNEWS.COM,SUNGGUMINASA- Dua situs wisata budaya di RK Butta Toa, Lingkungan Bontoa, Kelurahan Bulutana, Kecamatan Tinggimoncong, Gowa, tampak memprihatinkan.
Dua situs budaya tersebut yakni, bangunan Balla Lompoa (rumah untuk Gallarang atau Dewan Adat) dan bangunan Balla Jambu (milik Raja).
Menurut seorang pengurus wisata budaya, Ahmad Faedullah Daeng Liwang (47), sejak bangunan tersebut ada dari tujuh generasi lalu, tidak pernah mendapat perhatian dari pemerintah Gowa.
"Tidak pernah sama sekali dapat bantuan. Hanya Balla Lompoa yang pernah diperbaiki. Sedangkan Balla Jambu tidak pernah. Padahal dua bangunan ini menjadi wisata budaya Kerajaan Bulutana zaman dulu yang juga ada di Gowa," ujar Daeng Liwang yang juga kakak dari keturunan raja terakhir Kerajaan Bulutana, Syamsu Alam Daeng Palawa (40).
Selama berdiri, bangunan tersebut berada dibawah kepengurusan keluarga Syamsu Alam Daeng Palawa. Dan dipeliharan secara pribadi.
Semua struktur bangunan masih menggunakan atap dari bambu (cippe) dan tiang dengan kayu glondokan. Bahkan tiang rumah sudah harus diganjal karena lapuk.
Selama ini, pengurus memperbaiki bangunan hanya dengan bantuan masyarakat setempat.
"Kalau mau renovasi biasanya saya panggil warga. Warga disini yang penting disiapkan makanannya, siap membantu. Rencananya April nanti akan kami renovasi lagi," paparnya.
Pembicaraan agar wisata budaya tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah Gowa juga sudah pernah dilakukan pengurus. Namun hingga kini juga belum juga terlaksana.
"Saya harap setelah ini ada perhatian lah untuk kondisi situs wisata budaya tersebut. Bisa diperjuangkan. Apalagi punya sejarah. Kerajaan Bulutana itu adalah kerajaan kecil yang juga ada di Gowa," tambahnya. (Won)