TRIBUNNEWS.COM.MUARA BUNGO, -Banjir menerjang Kabupaten Bungo. Hujan sejak tengah malam, mengakibatkan ratusan rumah terendam
Di Kecamatan Pelepat hampir 200 rumah warga terendam air. Luapan Sungai Batang Pelepat dan Batang Senamat mengakibatkan empat dusun di sekitarnya nyaris lumpuh selama sehari.
Camat Pelepat, Abasri mengatakan, ada 47 rumah yang terendam di Dusun Sekampil. Lalu 50 rumah di Sungai Beringin, 45 rumah di Rantau Keloyang, serta 50 rumah di Rantel. "Ditambah fasilitas umum, lebih 200 bangunan. Memang paling banyak rumah penduduk," ujar Abasri kepada Tribun, Sabtu (31/1/2015).
Ia mengatakan, luapan air masuk ke pemukiman mulai pukul 04.00. Makin lama makin meninggi. Kondisi itu membuat warga menjadi panik dan berusaha menyelamatkan diri. "Ketinggian sampai sekitar dua meteran lah. Hampir setinggi atap rumah penduduk. Saya sangat khawatir dengan keselamatan mereka," ujar Abasri.
Apalagi bagi warga Sungai Beringin. Dusun ini baru bisa diakses dari luar setelah pukul 11.00. Pasalnya jalan dan jembatan yang menuju ke dusun tertutup oleh luapan air yang cukup dalam. Ia katakan, tak ada korban jiwa. Namun sawah-sawah penduduk dipastikan sangat banyak yang hancur. Demikian pula kolam dan keramba ikan milik warga.
Hampir semuanya dibawa hanyut air bah. "Korban jiwa alhamdulillah tidak ada. Ternak kami belum dapatkan data pasti, karena kita fokus penyelamatan warga dulu. Tapi keramba ikan hanyut semua," jelasnya. Kapolsek Pelepat, Iptu Gita Suhandi mengerahkan seluruh anggotanya ke dusun-dusun terkena banjir.
Di tengah kegelapan menjelang subuh, anggota Polsek Pelepat berupaya membantu penyelamatan warga. "Kita juga berbagi konsentrasi menjaga keamanan. Jangab sampai ada yang menangguk di air keruh saat warga sedang panik," ujar Gita. Wabup H Mashuri langsung datang ke lokasi bencana banjir.
Orang nomor dua di Pemkab Bungo ini datang bersama petugas dan membawa bantuan darurat untuk warga yang kena banjir. Mashuri mengatakan bantuan berikutnya akan segera dikucurkan Pemkab Bungo.
Saat ini masih terkendala oleh hari libur di akhir pekan. "Yang terpenting tolong semua tetap siaga. Jangan nanti misalnya ada banjir susulan tapi kita tidak siap. Warga siap, saya minta petugas BPBD juga siaga," ujar Mashuri.
Lewat tengah hari, sebagian besar warga sudah kembali ke rumahnya. Namun belum bisa langsung menghuni rumah. Melainkan langsung melakukan kegiatan bersih-bersih. "Hancur lah yang namanya barang elektronik. TV kami terendam air, hancur. Barang lain juga. Karena waktu air datang kita kan lagi tidur, jadi begitu bangun langsung selamatkan diri," ujar Sadikin, seorang korban banjir.
Tak hanya empat dusun di Pelepat saja. Dusun Tanjung Belit Kecamatan Jujuhan juga diterjang banjir pada waktu bersamaan, Sabtu (31/1) pagi. Amukan Sungai Batang Asam menerjang jembatan. Bahkan jembatan yang baru satu minggu lalu diperbaiki, juga akibat dirusak banjir, kembali diterjang air bah.
Afrizal (40), warga Tanjung Belit, mengatakan banjir sudah mulai sejak subuh. Sekitar pukul 09.00, badan jembatan bahkan sudah terendam air. Permukaan air bahkan sekitar satu meter lebih tinggi dari badan jembatan. "Harapan kami tentu Pemda Bungo segera bangun jembatan baru yang lebih kokoh dan tinggi. Ini (jembatan) urat nadi ekonomi kami," ujarnya. (lis)