TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Niat Karlos Iku (20), warga Kobalima Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat bagus. Dia ingin mengurangi beban keluarganya dengan mencari pekerjaan.
Dia hanya ingin membahagiakan orang tuanya. Makanya setelah lulus SMA, Karlos tidak mau melanjutkan kuliah. Dia memilih mencari bekerja. Tapi mencari kerja bukan perkara mudah.
Sudah beberapa kali Karlos memasukan lamaran pekerjaan ke sejumlah perusahaan. Tidak ada satu pun yang menerima lamarannya.
Karlos langsung menuju Surabaya. Kedatangannya ke Surabaya sangat nekat. Dia belum memikirkan akan bekerja apa selama di Ibukota Jawa Timur (Jatim).
Dia pun tidak memiliki keluarga, teman, atau kenalan di Surabaya. Dia hanya berbekal keyakinan bisa mendapat kerja di tanah rantau.
“Saya kerja di proyek Pasar Turi sejak enam bulan lalu,” kata Karlos.
Karlos sangat senang bisa langsung kerja. Meskipun gajinya tidak terlalu banyak, minimal bisa untuk makan dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada bulan pertama, Karlos belum bisa mengirim uang kepada keluarganya. Begitu pula pada bulan kedua sampai bulan keenam.
Lama-lama muncul perasaan tidak enak karena tidak mengirim uang kepada keluarga. Karlos pun memutar otak agar bisa menyisihkan uang untuk keluarga.
Gajinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan. Beberapa kali mencoba menabung, tapi uangnya selalu diambil lagi untuk kebutuhan hidup.
“Saat itu tidak ada siapapun. Saya langsung memasukkan delapan roll kabel listrik ke tas,” tambahnya.
Aksi itu awalnya berjalan mulus. Tidak ada yang mengetahui aksi pencurian Karlos. Saat akan keluar gudang, seorang temannya bernama Ricky curiga tas punggung yang dibawa Karlos. Ricky pun langsung memeriksa isi tas punggung Karlos.
Mengetahui aksi pencurian itu, Ricky melaporkan ke atasannya dan dilanjutkan laporan ke Mapolsek Bubutan.
“Saya ingin mengirim uang untuk orang tua. Saya belum sempat menjual kabelnya, tapi sudah tertangkap,” imbuhnya.