Armah langsung terbangun karena mimpi itu. Badan Armah gemetaran. Ia pun meminta pertolongan suaminya untuk menemaninya.
Sekitar pukul 03.00 WIB, Armah yang tengah dilanda kegelisahan dikejutkan dering bunyi ponselnya. Penelepon adalah keluarga Armah di Bandar Lampung yang memberitahukan bahwa anaknya telah meninggal dunia.
"Dari situ mas saya lemas. Saya dan suami langsung pergi ke Bandar Lampung dan tiba pukul 10.00 WIB," kata Armah.
Menurut Armah, Roni adalah anak yang mandiri. Roni pun sangat menyayangi adik semata wayangnya.
"Anak saya itu ingin hidup mandiri. Motor yang didapatnya itu juga hasil jerih payahnya selama ini bekerja di bengkel," katanya.
Sementara itu, warga sekitar TKP, Husni, menuturkan peristiwa pembegalan itu terjadi tengah malam. Husni baru mengetahui ada pembegalan karena anjing milik tetangganya tak berhenti menggonggong.
Setelah dicek, Husni terhenyak melihat seorang pemuda tergeletak bersimbah darah.
"Semalam itu saya sedang tidur nyenyak. Tapi, ada gonggongan tiga anjing milik tetangga saya. Saya bangun dan cek di sekitar rumah. Ternyata benar, ada yang terjatuh di jalan," katanya.
Husni pun langsung menelepon polisi. Tak lama kemudian, polisi datang mengindentifikasi kejadian tersebut.(byu)