TRIBUNNEWS.COM, SANGATTA - Pencarian jasad Andry, korban serangan buaya di Desa Karangan Seberang, Kecamatan Karangan, Kabupaten Kutai Timur, yang terjadi Jumat (20/3/2015) lalu, akhirnya tuntas Kamis (26/3/2015) dinihari.
Serangan buaya terjadi Jumat (20/3/2015) siang, menjelang salat Jumat. Saat itu korban bersama kakaknya bermain di halaman belakang rumah kakeknya, Karsiman. Rumah itu berjarak sekitar 20 meter dari Sungai Karangan yang "terkenal" sebagai habitat buaya.
Saat itu air sungai sedang naik. Andry bergerak ke arah tepi sungai, berjarak sekitar 2 meter dari sungai, untuk melihat kolam ikan.
Tanpa diduga, seekor buaya yang masuk dari jalur pembuangan air sudah berada di daratan.
Seketika buaya itu menyerang Andry. Bocah itu terjatuh, dan dengan cepat monster sungai itu menyambarnya dan langsung menariknya ke sungai. Sejak kejadian itu, jasad Andry tak ditemukan, hingga berujung enam hari pencarian.
Proses Pencarian
Dua hari pertama, Jumat (20/3/2015) dan Sabtu (21/3/2015), warga melakukan upaya swadaya.
Mulai dari menyisir sungai menggunakan ketinting untuk menemukan jasad korban, hingga berupaya memancing dan menjerat buaya. Namun upaya tersebut nihil.
Di sela upaya, warga mendengar ada tiga orang warga Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, yang bersedia membantu memburu buaya.
Sabtu siang, warga berangkat menjemput ketiganya, yang saat itu sedang berada di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau.
Mereka dijemput via jalur darat, sekitar 8 jam perjalanan dari Jalan Ki Hajar Dewantara RT 2, Desa Karangan Seberang, Kecamatan Karangan, Kabupaten Kutai Timur, yang merupakan tempat kejadian, rumah kakek korban.
Setibanya di Karangan, ketiganya melakukan prosesi pemetaan medan pada Minggu (22/3/2015) malam, sembari memberi jeda pencarian satu malam.
Keesokan malamnya, ketiganya langsung memburu buaya.
Ketiganya mencari buaya berukuran panjang sekitar 3 meter dan lebar kurang dari 1 meter, sesuai keterangan kakak korban, Wulan (siswi kelas 2 SD), yang melihat langsung peristiwa serangan buaya tersebut.