News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Seribu Tentara Dikerahkan Basmi Tikus di Lahan Pertanian di Bantul

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tikus.

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Siti Ariyanti

TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Lahan pertanian seluas 14,77 hektare di Dusun Jurug, Desa Argosari, Sedayu, mangkrak selama lima tahun terakhir. Petani enggan gagal panen karena hama tikus tersebut banyak.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Partogi Dame Pakpahan, mengungkapkan lokasi lahan mangkrak tersebut berada di daerah perbatasan dengan Sleman. Selama ini, pola tanam di sawah yang masuk Bantul berbeda dengan Sleman.

"Faktor utamanya perbedaan pola tanam. Harusnya disamakan," terang Partogi kepada Tribun Jogja, Jumat (27/3/2015).

Ketika petani Jurug tidak menanam padi, tikus akan berbondong-bondong menuju lahan di Sleman yang tengah ditanami padi. Begitu sebaliknya. Sehingga untuk mengubah serangan hama tikus perlu pencocokkan pola tanam.

"Jadi tikusnya bolak-balik. Bantul tidak menanam, ya ke Sleman. Ganti Sleman tidak menanam bergerak ke Bantul. Memang di daerah perbatasan sering banyak tikus karena perbedaan pola tanam itu," papar Partogi.

Sebenarnya, kondisi lahan di Jurug sangat bagus untuk ditanami padi karena airnya mencukupi. Namun karena batang padi selalu dimakan tikus, maka warga setempat menjadi enggan menanam.

Menurut Partogi, lahan seluas 14,77 hektare itu tidak semuanya mangkrak. Setidaknya 30 persen di antaranya sudah ditanam padi meskipun hasilnya belum maksimal.

Rata-rata produktivitas padi di Bantul di atas 7 ton per hektare. Namun di lokasi tersebut, produktivitasnya hanya 3 ton perhektare. "Itu kan gagal namanya karena hanya 3 ton," tambah Partogi.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Partogi sudah berkomunikasi dengan Kepala Dinas Pertanian Sleman agar menyamakan pola tanam. Selain itu, Minggu (22/3/2015), ada kerja bakti besar-besaran melibatkan aparat keamanan untuk membasmi tikus.

Saat ini, Dispertahut tengah mempersiapkan sejumlah langkah agar lahan tersebut dapat ditanami. Bulan April mendatang akan dilaksanakan pengolahan lahan dengan menggunakan traktor.

Pembasmian tikus dengan diasap juga akan dilaksanakan kembali pada bulan tersebut. Setelah ke luar dari sarang karena telah diasap, maka tikus akan dibasmi secara manual.

Partogi mengatakan, dalam kegiatan pengasapan tersebut pihaknya akan melibatkan 2 batalyon atau 1.000 personel tentara. Selanjutnya, Dispertahut Bantul akan mengawasi secara intensif mulai dari proses penanaman padi hingga panen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini