TRIBUNNEWS.COM.BITUNG - Markus Hamise (59) warga lorong Union Kelurahan Madidir Unet Kecamatan Madidir dikejutkan dengan penemuan sesosok mayat perempuan.
Jasad wanita itu tergeletak di dalam kamar rumahnya yang ada di lingkungan 2, perempuan yang dimaksud adalah Lovi Hamise (18) ibu muda ini meninggal diduga karena bunuh diri dengan cara mensetrum sekujur tubuhnya dengan kabel listrik.
Dari keterangan Markus dihadapan penyidik Polsek urban Maesa, peristiwa itu terungkap pada Kamis (9/4/2015) sekitar jam 4 sore awalnya Markus hendak mencari anak perempuannya yang berada di dalam kamar.
"Saya sempat berkali-kali mengetuk sambil mengedor pintu kamar, namun tidak ada balasan. Karena penasaran saya menuju jendela kamar dari luar rumah lalu membuka jendela melihat kedalam anak saya sudah dalam kondisi terbaring kaku dengan posisi duduk sementara ada beberapa kabel melingkar di tubuh, leher dan tangannya," kata Markus.
Melihat kondisi anaknya, ia langsung melompat masuk ke dalam kamar melalui jendal kamar dan melepaskan lilitan kabel disekujur tubuh anak. Markus mendapati kabel-kabel yang dililitkan kesekujur tubuh anaknya masih dialiri listrik karena persis kabel itu tercolok di stop kontak. "Tak tahu kenapa anak saya begini," ungkapnya sedih.
Terpisah Kapolres Bitung AKBP Hari Sarwono SIK MHum saat dikonfirmasi melalui Kapolsek Urban Maesa, Kompol Novani Jansen SSos MM membenarkan telah ditemukan seorang ibu rumah tangga muda yang meninggal di dalam kamarnya. Menurut Novi meninggalnya ibu muda bernama Lovi Hamise (18) kuat dugaan karena kesetrum kabel di dalam kamar rumahnya. "Hasil penyelidikan sementara memang seperti itu, diduga bunuh diri," kata Kompol Novani.
Namun menurutnya penyebab meninggalnya si Lovi karena bunuh diri disebabkan karena persoalan dalam keluarga, beberapa kerabat korban yang dimintai keterangan Penyidik Polsek Urban Maesa korban diduga tak tahan dengan persoalan rumah tangga sehingga memilih jalan pintas dengan cara mengakhiri hidupnya.
"Dari tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Keluarga pun tak menginginkan dilakukan visum, sehingga korban tak dibawa ke rumah sakit. Kebetulan tadi ada keluarga korban yang berprofesi sebagai dokter, sehingga dirinya yang langsung mengecek kondisi korban tanpa ada tanda-tanda kekerasan," terangnya. (tribunmanado/christian wayongkere)