Kendala yang utama adalah tidak ada tempat untuk melindungi pesawat tempur dari matahari saat diparkir. Sebab, tempat parkir pesawat tempur itu masih menumpang di lahan parkir Bandara RHF Tanjungpinang dan bergabung dengan pesawat sipil lain.
"Hal ini membuat operasi udara itu menjadi kurang efisien. Sebab, pesawat tempur karna harus bergantian terbang. Itulah yang sedang kami usahakan kepada pihak pemerintah daerah (Pemda). Kami minta disediakan lahan untuk pangkalan AU," tegas I Ketut.
Ia menginformasikan pasukan skuadron 12 ini mendapat perintah dari Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoopsau) untuk menggelar operasi udara sesuai dengan wilayah yang ditentukan Pangkoopsau tersebut.
Selain menggelar operasi udara, skuadron 12 juga diarahkan untuk mengenalkan AU kepada anggota pramuka khususnya saka dirgantara.
Beberapa sekolah di Tanjungpinang yang diudang khusu untuk hadir dalam operasi udara ini yakni SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5 dan SMKN 4.
"Kami berharap agar anak-anak yang hadir ini akan bisa menjadi penerbang pesawat tempur pada 10 tahun mendatang", tambah Jajang begitu yakin. (tom/henny/hasmy)