TRIBUNNEWS.COM, NEGARA - Isak tangis keluarga pecah saat jenazah Dewa Ketut Mustrem (52) ada di RSUD Negara, Jembrana, Bali.
Purnawirawan TNI tewas tertimpa pohon perindang, Selasa (5/5/2015).
Waktu itu, ia melintas di Jalan Denpasar-Gilimanuk Km 87-88 tepatnya di Lingkungan Bilukpoh Kauh, Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana.
"Tidak punya firasat buruk apa, tahu-tahu Bapak sudah meninggal. Terakhir tadi sempat cipika-cipiki (cium pipi kanan dan pipi kiri) pas saya mau berangkat kerja ke Singaraja," kenang Dewa Putu Agus Wahyu Erawan (27), anak pertama Mustrem ketika ditemui Tribun Bali di RSUD Negara, kemarin.
Sebelum meninggal sekitar sejak pukul 08.00 Wita hingga pukul 11.00 Wita pria asal Banjar Kaleran, Desa Yeh Embang, Kecamatan Mendoyo ini mengantarkan anaknya ke Mapolres Jembrana untuk memperpanjang SIM C.
Setelah itu, keduanya berpisah. Wahyu yang profesi sebagai dosen kembali Singaraja.
Sedangkan Mustrem katanya akan menjenguk keluarga yang sedang melahirkan di RSUD Negara.
Sesampainya di warung makan Betutu Men Tempeh di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, Wahyu kemudian mendapatkan telepon dari ibunya, Dewa Ayu Komang Dastri yang mengabarkan jika bapaknya mengalami kecelakaan dan ada di RSUD Negara.
Namun, tiba di RSUD Negara, ia melihat Mustrem sudah tidak bernyawa lagi.
Dari keterangan pihak RSUD menyebutkan, korban tidak mengalami luka, namun dari kedua telinganya mengeluarkan darah.
Diduga, Mustrem sudah meninggal dunia di tempat kejadian perkara (TKP).
Mustrem merupakan pensiunan TNI dua tahun lalu. Terakhir ia ditugaskan di Koramil Pekutatan.
"Terakhir itu tadi pagi saya, bapak, dan adik sempat foto-foto bersama," kata Wahyu.
Seorang saksi mata, Dewa Komang Wita (50) asal Banjar Kaleran, Desa Yeh Embang, Kecamatan Mendoyo mengatakan, sebelum kejadian dirinya berada di belakang Mustrem.
Sekitar pukul 12.00 Wita Mustrem datang dari barat dengan mengendarai motor Honda Supra 125 DK 2151 ZE melintas di TKP.
Kemudian ia langsung tertimpa pohon perindang jenis trembesi di sebelah selatan jalan.
"Tadi saya berada sekitar empat meter di belakang korban. Saat angin bertiup sedikit kencang, tiba-tiba terdengar suara krepet-krepet dan langsung pohon itu tumbang menimpa kepala dan badannya," kata Wita saat ditemui di TKP kemarin.
Saksi lainnya, Bu Yudi yang rumahnya di sekitar TKP mengatakan, hingga saat ini sudah tiga kali peristiwa serupa terjadi di jalan tersebut.
Sekitar delapan beberapa bulan lalu, dahan pohon yang menimpa Mustrem juga sempat tumbang dan menimpa seorang warga.
"Belum ada setahun pohon itu juga sempat tumbang dan menimpa seorang warga hingga dibawa ke rumah sakit. Padahal saya juga sudah sempat melaporkan masalah pohon perindang ini ke Polsek Mendoyo, tapi sampai sekarang tidak ada tanggapan dari dinas terkait," katanya. (*)