Laporan Wartawan Pos Kupang, Diana Ahmad
TRIBUNNEWS.COM, MBAY - Pikirannya kalut, panik, takut dan malu. Itulah yang dirasakan Ester Dora ketika ia merasakan kontraksi hendak melahirkan bayinya hasil hubungan gelap dengan seorang lelaki beristri bernama Dus, asal Malawona, Desa Langedhawe, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, Selasa (12/5/2015), pukul 05.00 Wita.
Kekalutan itulah yang mendorongnya berbuat nekat membuang bayinya ke lubang penampung tinja demi menghilangkan jejak perbuatannya. Namun untung tak bisa diraih, malang tak dapat ditolak, perbuatannya itu bukan membebaskan dirinya dari aib, justru membuatnya terjerat masalah hukum. (Baca: Warga Kaget Ada Jasad Bayi di Lubang Penampung Tinja)
"Saya malu. Saya bingung. Saya tidak tahu harus buat apa. Saya takut ketahuan karena saya hamil dengan suami orang. Selama ini saya diam saja. Tidak berani beri tahu keluarga. Saya takut karena sebelumnya saya juga pernah salah langkah," tutur Ester.
Ia mengungkapkan, bayi yang dibuang ke lubang tinja merupakan hasil hubungan gelapnya dengan lelaki bernama Dus, yang berprofesi tukang ojek. Awalnya, Ester mengaku, Dus mau bertanggung jawab. Setelah kehamilannya memasuki bulan kedelapan dan kesembilan Dus mulai berubah dan jarang mengunjunginya. Dus juga jarang membicarakan tentang anak yang sedang dikandung Ester.
Mengenai proses kelahiran sang bayi hingga sampai ke lubang tinja, Ester menuturkan, awalnya tidak tahu kalau waktu itu akan melahirkan.
"Saya hanya rasa mau ke WC. Tetapi di WC tidak bisa buang air besar. Saya keluar dari WC. Baru beberapa langkah saya mulai merasa perut saya sakit. Saya ke belakang rumah. Dekat lubang WC, saya buka tutupan WC (penampung tinja). Setelah itu dia lahir di atas lantai penampung tinja," kata Ester, ketika ditemui di Puskesmas Danga, Mbay, Kamis (14/5/2015).
Rupanya proses kelahiran sang bayi tidak berlangsung mulus. Ketika posisi kepala bayi sudah keluar, Ester kehabisan tenaga. Dengan bantuan salah satu tangannya, Ester mengaku menarik bayinya keluar.
"Pas bayi tepat di pintu keluar saya ngeden, bayi terlempar dan masuk ke lubang WC. Setelah bayi sudah berada di lubang WC, saya tutup dengan karung supaya tidak ada yang melihat. Saya benar-benar tidak tahu mau buat apa," tutur Ester, sambil berurai air mata.
Lalu bagaimana dengan tali pusar bayi yang sudah terpotong? Ester menjelaskan, tali pusar bayinya bisa saja terputus ketika ia menarik bayi dari rahim menggunakan tangannya.
Ia mengaku tidak mengetahui apakah bayinya masih hidup atau sudah meninggal ketika masuk dalam lubang tinja.
"Saat saya tarik keluar, tidak ada tangisan. Juga tidak bergerak," ungkap Ester.
Kini, Ester hanya tinggal meratapi nasibnya. Ancaman penjara di depan mata. Kasus ini sudah ditangani Polsek Aesesa. Ester juga kehilangan keluarga dan anak perempuannya yang berusia enam tahun terancam terlantar.