Jumiliana tak patah arang. Esoknya, Rabu (3/6), Jumiliana menelepon lagi Surya. Kali ini, Surya menjawab. Keduanya janjian bertemu di rumah kos Jumiliana.
Surya tiba di rumah kos Jumiliana sekitar pukul 12.00 wita. Mereka mencoba mengurai benang kusut hubungan asmara yang sudah terjalin. Sambil rebahan bedua, Jumiliana lebih banyak meluapkan isi hati.
Surya menjawab seadanya sambil rebahan.
“Saya sangat pusing dengan kondisi hubungan kita ini. Saya mau keluar kota untuk menenangkan pikiran,” kata Jumiliana.
Surya yang rebahan di kasur menjawab spontan, “Mau ko jadi PSK di luar kota?” Jumiliana diam.
Surya tak bergeming.
Matanya tertutup rapat di samping Jumiliana.
Jumiliana gelisah di samping kekasihnya.
Dia mencoba menutup mata dan menyusul Surya ke alam mimpi, tapi kantuknya menjauh, terusir oleh kalimat kekasihnya, “Mau ko jadi PSK di luar kota?”
Kalimat itu menghantui pikiran Jumiliana dan menguasai akal sehatnya.
Tiba-tiba dia bangkit dari pembaringan dan meraih pisau. Surya sudah mulai tertidur pulas.
Jumiliana naik pitam melihat kekasihnya pulas, seakan tak peduli dengan deritanya.
Pisau itu menjadi saksi amuk Jumiliana.
Dia tikam kekasihnya berkali-kali.
Surya baru terbangun ketika pisau itu sudah melukai kepala dan lengannya.
“Kondisi Surya yang sebelumnya kritis, mulai membaik setelah dilakukan operasi di Rumah Sakit (RS) Wahidin Sudirohusodo,” kata Iptu Aris.(cr5)