News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hindari Kerusakan Jubah Pangeran Diponegoro Bakal Diduplikat

Editor: Budi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas museum Bakorwil II menunjukkan jubah kebesaran Pangeran Diponegoro yang dipakai semasa perang sabil tahun 1825-1830. Foto diambil Senin (9/2/2015).

Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Kondisi jubah Pangeran Diponegoro yang berpotensi lapuk dan mengalami kerusakan akan diselamatkan. Pihak pengelola museum Bakorwil II berencana untuk menduplikat jubah tersebut agar jubah yang asli bisa tersimpan dengan awet.

Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Museum Bakorwil II Kota Magelang, Ismun Winarno menjelaskan, langkah untuk menduplikat jubah Diponegoro itu sudah dikoordinasikan dengan pihak Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Dia menyatakan, Pemprov telah menyetujui langkah untuk penyelamatan jubah tersebut.

"Rencananya memang ada duplikasi jubah Diponegoro. Untuk jubahnya, tetap akan menggunakan kain santung sesuai dengan jubah yang asli," ujar Ismu, Sabtu (13/6/2015).

Ismun menjelaskan, untuk penjahit jubah itu akan didatangkan penjahit profesional dan dari lokal Magelang. Rencananya, penjahit itu akan datang dan mengukur jubah pangeran Diponegoro sesuai dengan aslinya.

"Jadi perlu ada pengukuran, dan benar-benar dibuat mirip dengan aslinya," kata Ismun.

Ismun menjelaskan, duplikasi jubah Diponegoro ini rencananya akan diajukan di Anggaran Perencanaan dan Belanja Daerah (APBD) 2016.

Meski demikian, pihaknya masih akan terus melakukan koordinasi dengan pihak Pemprov mengenai penganggaran ini.

Sedangkan untuk jubah Diponegoro yang asli, kata dia, masih akan disimpan dengan cara khusus. Rencananya, khusus untuk jubah, pihaknya berencana untuk tidak menggantung jubah pada hanger dengan posisi berdiri.

Namun, akan ditempatkan secara miring dengan kemiringan 45 derajat, sehingga jubah tetap awet.

“Ini agar tidak rusak, maka, posisi dan cara menyimpan kain jubah harus yang baik dan benar," jelasnya.

Kepala Bidang Pemerintahan Museum Bakorwil, Pinandoyo Wikanti menjelaskan, duplikasi jubah Diponegoro merupakan langkah untuk menyelamatkan peninggalan bersejarah tersebut.

Menurutnya, duplikasi jubah ini juga telah mendapatkan persetujuan dari Gubernur Jawa Tengah.
"Ini merupakan langkah penyelamatan. Kami juga terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait mengenai jubah ini," ujar Pinandoyo.

Perlu diketahui, jubah berwarna kecoklatan itu nampak mencolok di balik gantungan almari ruangan bernama "Kamar Pengabadian Diponegoro".

Jubah yang menurut petugas pemandu museum berukuran 162 sentimeter x 110 sentimeter itu menyimpan misteri dan perdebatan sejarah di beberapa kalangan.

Misteri yang paling banyak menjadi pertanyaan adalah bercak-bercak kecoklatan yang melekat di jubah kebesaran itu.

Beberapa diantaranya ada yang berpikir bahwa bercak itu adalah diduga bercak bekas darah saat Diponegoro memimpin perang Jawa atau Sabil dalam kurun waktu 1825 hingga 1830.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan menyebut kondisi jubah Pangeran Diponegoro yang berada di Kamar Pengabadian Diponegoro museum Bakorwil II, Kota Magelang mendesak untuk diselamatkan.

Kondisi jubah yang sudah uzur dan mengalami pemekaran karena sudah lama digantung harus segera ditangani.

“Jubah ini harus diselamatkan, dan kalau saya lihat memang ukuran jubahnya mengalami pembesaran dan pemekaran dari ukuran aslinya,” kata Anies saat mengunjungi Kamar Pengabadian Pangeran Diponegoro di Museum Bakorwil II, Kamis (11/6/2015) lalu.

Anies kemudian memandang dengan seksama jubah yang terbuat dari kain santung itu. Dia kemudian melihatnya dari atas ke bawah dan mengambil ponselnya.

Kemudian, dia juga sempat mendengarkan penjelasan dari pihak museum Bakorwil II mengenai kondisi jubah yang digunakan Diponegoro saat perang Jawa, 1825-1830 ini.

“Jubah ini harus segera diselamatkan agar tidak rusak karena merupakan peninggalan sejarah tak ternilai.Kalau untuk kayu-kayu saya kira aman,”jelasnya.

Anies juga mengaku siap untuk mencarikan anggaran terkait dengan perawatan jubah Diponegoro dan peninggalan lain yang masih tersimpan di museum tersebut. (Tribunjogja.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini