TRIBUNNEWS.COM.PAMEKASAN – Ini kabar gembira bagi petani garam rakyat di Madura. Jika selama ini harga garam kualitas 1 (K1) dibeli seharga Rp 350.000 per ton, kini PT Garam (Persero) akan membeli garam rakyat untuk K1 sebesar Rp 750.000 per ton.
Tingginya harga pembelian PT Garam terhadap garam rakyat di Madura ini merupakan tertinggi sepanjang sejarah, sejak 30 tahun terakhir. Selama ini harga garam rakyat K1 hanya berkisar Rp 200.000 - Rp 400.000 per ton.
Direktur Utama (Dirut) PT Garam (Persero), Usman Perdanakusuma, mengungkapkan hal itu dalam Silaturrahmi Direksi PT Garam (Persero) bersama PC NU se-Madura dan petani garam se-Madura, di Pondok Pesantren Miftahul Qulub, Polagan, Galis, Pamekasan, asuhan KH Abdul Mannan Fadholi, Minggu (14/6/2015) siang.
Dikatakan, untuk membeli garam rakyat sesuai dengan harga pokok produksi (HPP) ini, PT Garam kebagian dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 300 miliar. Dari 300 miliar itu, sebesar Rp 222 miliar disipkan untuk membeli garam rakyat.
“Kami membeli garam rakyat sesuai HPP semata-mata untuk menyejahterakan dan mengangkat derajat petani garam dan menstabilkan harga garam, agar kehidupan petani garam tidak terpuruk,” kata Usman Perdanakusuma.
Dikatakan, pihaknya cukup miris mendengar keluhan petani garam. Karena harganya sampai jatuh ke titik rendah, yakni sebesar Rp 50.000 per ton. Harga ini membuat petani kelimpungan. Dan ke depan jangan sampai kondisi harga yang anjlok ini tidak terjadi lagi.
Ditegaskan, untuk penyerapan garam rakyat ini, PT Garam akan membentuk satuan tugas khusus. Anggotanya dari semua unsur lembaga. Baik pemerintah maupun swasta, termasuk dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) di Madura.
Tugas Satgas ini, agar penyerapan garam, mulai dari sosialisasi, survey lapangan, uji verivakasi data dan membuat aturan, mulai dari awal hingga garam sampai ke gudang, tidak terjadi masalah.
Menurut Usman sistem pembayaran tidak dilakukan dengan tunai. Melainkan lewat rekening masing-masing petani dengan sistem ATM dan buku tabungan. Begitu PT Garam membeli garam rakyat, petani langsung mengambil uang di bank yang sudah ditunjuk.
“Namun dalam produksi garam 2015 ini, PT Garam tidak langsung membeli seluruh hasil produksi garam rakyat di Madura. Pembelian ini dilakukan, ketika harga garam rakyat di pasar jatuh. Maka, saat itulah PT Garam akan membeli,” kata Usman Perdanakusuma.