Laporan Wartawan Surya, Imam Taufiq
TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Kecintaan Soni Yuliono (42) terhadap sosok Ir Soekarno begitu besar. Ia membuktikannya melukis proklamator Indonesia itu ke dalam 114 wajah di satu kanvas.
Meski begitu, pelukisĀ asal Gebang Kidul, Sananwetan, Blitar itu menetapkan ukuran kanvas serba angka 114. Yakni lebar dan panjang, masing-masing 114 sentimeter. Termasuk, jumlah cat yang dipakai sebanyak 114 kaleng, yang berat masing-masingnya satu kilogram.
"Kami memakai angka serba 114 itu ada artinya. Pak Karno dilahirkan pada 6 Juni 1901. Kalau dihitung sampai sekarang (2015), maka usianya 114 tahun. Termasuk, peralatan yang kami siapkan pun jumlahnya serba 114, seperti kuas," kata Soni yang asyik melukis saat ditemui Surya, Jumat (19/6/2015).
Untuk melukisnya saja, ia sengaja menggunakan salah satu tempat di Istana Gebang. Bangunan ini tak lain rumah semasa kecil Bung Karno di Jalan Gebang, Kota Blitar, Jawa Timur.
Karena jumlah lukisan yang dibuatnya sebanyak 114 buah, maka dibutuhkan kosentrasi khusus. Sebab, itu tak sekadar melukis. Ia memastikan lukisannya harus mampu menceritakan perjalanan hidup Bung Karno: mulai sekolah di HIS Surabaya, sampai jadi presiden, dan wafatnya.
"Artinya, tanpa dijelaskan dan hanya melihat lukisannya, orang akan bisa membaca dan mengerti maksudnya. Sebab, perjalanan hidup dia, kami ceritakan dalam bentuk gambar berbicara," ungkap Soni.
"Tentunya, kami akan enggak mengubah bentuk dan karakternya, melainkan tetap akan kami sesuaikan dengan zamannya secara runtut," imbuh dia.
Untuk membuat lukisan sebanyak itu, menurut Soni, memang dibutuhkan waktu lama dan itu sudah dimulai sejak 6 Juni 2015 lalu. Sampai Jumat siang, Soni baru menyelesaikan empat buah lukisan Soekarno mulai sekolah sampai tamat di HIS, Surabaya.
"Kami melukis selain demi kecintaan saya pada sosok Bung Karno, juga sekalian memperingati hari lahirnya atau bulan Bung Karno," paparnya.
Rencananya, lukisan sebanyak 114 buah wajah Soekarno itu akan rampung pada 8 Agustus 2015. Soni akan menyerahkan lukisan Soekarno kepada Pemkot Blitar bertepatan upacara 17 Agustus.