TRIBUNNEWS.COM, ACEH TAMIANG - Jago menerbangkan helikopter, begitu lah Iptu (Pnb) Hery Syahputra (28). Ia tahu cara menyenangkan ibunya. Suatu hari saat menikmati cuti di kampung orangtuanya di Kuala Simpang, Aceh Tamiang, pada 25 sampai 29 Juni 2015, Hery membawa ibunya berbelanja menggunakan becak motor (bentor) ke Kota Kuala Simpang.
Setelah meminjam becak motor temannya, ia mengantar ibunya berbelanja untuk bekal berbuka puasa. Padahal, rumahnya di Kota Kualsimpang hanya berjarak sekitar 100 meter dari pasar yang dituju. Tapi itulah kesahajaan Hery sekaligus cara dia membahagiakan ibunya, Emiarti Chan.
Selama lima hari berpuasa di Kuala Simpang, Aceh Tamiang, Hery hidup senang dan penuh ceria. Ia dapat berkumpul dengan ibu, adik, dan abangnya. Kebetulan, dari tempat tugasnya di Lampung, ia akan ditugaskan lagi ke Pontianak.
Selama lima hari mengambil cuti sebelum penugasan baru di Pontianak, Hery menyenangkan ibunya. Selama lima hari itu pula ia berbuka puasa dan sahur bersama anggota keluarga, sambil mengenang masa-masa kecilnya di rumah sang ibu.
Esoknya, pada 29 Juni 2015, dia kembali bertugas dan berada di dalam pesawat Hercules C-130 yang terbang dari Lanud Soewondo Medan ke Pangkal Pinang, Riau. Baru dua menit pesawat itu terbang, lalu menukik dan akhirnya jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan. Hery tercatat sekian korban tewas. Tanah Tamiang telah memanggil putra Rusli Syam ini sebelum sampai bertugas di Pontianak.
Adisartika, abang kandung almarhum, memohon kepada seluruh warga Tamiang, khususnya warga Desa Perdamaian dan Sriwijaya, agar memaafkan jika dalam pergaulan adiknya selama ini ada tingkah lakunya yang tidak berkenan di hati warga.