News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sultan Belum Mau Tanggapi Pengukuhan HB XI

Editor: Budi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X memperlihatkan jari kelingking yang sudah dicelup tinta, tanda sudah memberikan hak suaranya.

TRIBUNNEWS.COM.YOGYA – Raja Keraton Kasultanan Yogyakarta Sri Sultan HB X, belum bersedia menanggapi adanya sekelompok orang yang mengklaim telah mengukuhkan adiknya, Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo menjadi Sri Sultan HB XI.

Sultan mengaku belum mengetahui adanya sekelompok orang yang mengatasnamakan Paguyuban Trah Ki Ageng Giring dan Ki Ageng Pemanahan.

Kemudian mereka melakukan seremonial pengukuhan GBPH Prabukusumo di petilasan Keraton Ambarketawang, Minggu (12/7/2015) lalu.

“Itu kan kabeh (semua) mengatasnamakan (Trah). Itu kan menyembunyikan identitas saja. Ora ngerti aku, saya belum baca, nanti saja kalau saya sudah baca, saya belum tahu,” kata Sultan saat ditemui di Kepatihan, Senin (13/7/2015).

Raja Keraton Kasultanan Yogyakarta sekaligus Gubernur DIY tersebut juga mengaku belum mengetahui siapa saja yang hadir dan memberikan tanda tangan pengukuhan. Begitupula siapa yang dikukuhkan sebagai HB XI.

“Yang tanda tangan siapa, dan yang dikukuhkan siapa aku tidak tahu. Saya belum baca surat kabar. Di surat kabar apa? Aku belum baca,” ungkapnya.

Atas adanya sejumlah orang yang melakukan kegiatan tersebut, Sultan belum dapat menentukan sikap. Maka, ia mengatakan belum dapat memberikan tanggapan mengenai hal ini.

“Saya belum tahu persis, jadi saya belum bisa menanggapi. Dari mana, siapa, aku tidak tahu,” ujarnya.

Sebelumnya, paguyuban tersebut menyatakan bahwa terjadi kekosongan kekuasaan di Keraton diakibatkan adanya Sabdaraja 30 April lalu.

Sabdaraja yang berisi perubahan gelar, dinilai tidak sesuai dengan budaya, paugeran, dan adat istiadat yang berlaku.

Dalam aksinya, sebelum mengukuhkan sosok Sri Sultan HB XI, terlebih dahulu mengukuhkan GBPH Prabukusumo menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom (KGPAA) Hamengkunegoro Sudibyo Raja Putra Narendra Mataram, yang merupakan gelar bagi putra mahkota.

“Aku tidak tahu, paguyuban kok bisa ngesahke? aku tidak tahu. Ya mungkin dia yang lebih tahu dari pada kita lah, gitu saja,” kata Sultan sembari memasuki mobil dinas Gubernur DIY bernomor polisi AB 1.

Sebelumnya, GBPH Prabukusumo memang tidak hadir dalam aksi tersebut. Ia engaku tidak tahu menahu mengenai adanya upacara pengukuhan itu.

“Saya demi Allah dan Rosululloh saya tidak tahu sama sekali. Dan ini bulan Ramadan,” ujarnya. (tribunjogja.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini