Laporan Wartawan Tribun Jateng, Puthut Dwi Putranto
TRIBUNNEWS.COM, DEMAK - Siapa sangka niat tulus sesorang untuk membahagiakan keluarga akan berakhir tragis. Winoto (38), korban tewas kecelakaan di Tol Palikanci sebelumnya berhasrat kuat ingin merayakan acara khitanan putra pertamanya, Tazinul Wifki (12).
Warga RT 01 RW 02 Desa Wonoketinggal, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah itu akhirnya memutuskan untuk berangkat mengadu nasib merantau ke Jakarta pada awal bulan puasa ini.
Sebagai mandor, Winoto pun menggandeng belasan orang di Desanya untuk turut serta mencari peruntungan sebagai pekerja bangunan.
Namun nasib berkata lain, rencana untuk merayakan lebaran di kampung halaman kandas sudah. Bus yang disediakan oleh pihak perusahaan untuk mengangkut rombongan Winoto mengalami insiden kecelakaan maut dengan menabrak pembatas jalan di Km 202 ruas Tol Palikanci. Winoto pun akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di lokasi kejadian.
Saat Tribun Jateng mendatangi rumah keluarga Winoto, suasana duka menyelimuti keluarga kecil ini, Selasa (14/07/2015) malam. Sang istri terlihat terus menangis lantaran sangat syok dengan musibah ini. Begitu pula dengan putra pertama Winoto yang terus meronta di dalam kamar.
Malam ini nampak sejumlah warga serta kerabat mulai berdatangan ke rumah duka. Mereka tak menyangka bapak dua anak itu harus meninggalkan mereka selama-lamanya.
Paman Korban, Farodli (57), menuturkan, sejak kecil Winoto yang merupakan lulusan SMP itu terkenal sebagai sosok pekerja keras. Sebelum menikah, jelas Farodli, Winoto acap kali merantau ke sejumlah daerah untuk merubah strata hidupnya.
" Winoto itu pekerja keras. Bapak ibunya hanyalah petani biasa di Desa. Semula dia hanya kuli tapi karena pengalamannya yang baik dia akhirnya dipercaya menjadi mandor. Dia itu sangat sayang kepada keluarganya, " ungkap Farodli.
Dikatakan Farodli, Winoto sempat mengutarakan niat akan menggelar syukuran kecil-kecilan untuk merayakan acara khitanan anaknya. Sebelum puasa, Winoto telah mengkhitankan putranya. Hanya saja karena belum ada ongkos lebih, Winoto menunda untuk perayaannya.
" Tanggal 25 Juli Winoto berencana merayakan acara Syukuran Khitanan anaknya seperti Khataman, mengarak anaknya dengan menunggang kuda, drum band dan juga barongan. Untuk itu dia berangkat ke Jakarta. Sayang Tuhan telah menjemputnya, " imbuh Farodli.
Winoto meninggalkan dua anak kebanggannya yakni Tazinul Wifki (12) dan Nadya Farida (7). Kini pihak keluarg masih menunggu kedatangan jenazah Winoto. Rencananya, besuk pagi jenazah akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Desa Wonoketingal. (*)