TRIBUNNEWS.COM.MAKASSAR - Kepala Polda Sulselbar Inspektur Jendral Anton Setiadji mengungkapkan, kedua perempuan Ramlah (55) dan Sania (36) tewas karena sedang menumbuk bahan baku bom untuk menangkap ikan.
"Petunjuk yang ditemukan di lokasi dan keterangan laboratorium forensik, bahwa korban sedang menumbuk bahan baku bom. Dari lokasi kejadian, kita menyita sejumlah detonator," ungkap Anton kepada wartawan di lokasi ledakan di perumahan Puri Pattene Permai, Blok C, Makassar, Senin (3/8/2015).
Anton juga memastikan, ledakan bom itu tidak berkaitan dengan terorisme. Apalagi dengan kedatangan Presiden Joko Widodo di Makassar dalam pembukaan Muktamar ke 47 Muhammadiyah.
Hanya berselang beberapa jam setelah kunjungan Presiden ke kampus PIP di kelurahan yang sama, kemudian bom meledak. "Jarak kejadian ledakan ini di lokasi kunjungan kerja Presiden ada sekitar satu kilometer. Jadi dipastikan tidak ada hubungannya, apalagi dari keterangan saksi dari para tetangga tidak memberikan petunjuk jika kedua korban pernah lakukan kegiatan-kegiatan terorisme. Lagi pula biasanya rumah teroris itu menyendiri, tidak menyatu dengan warga," jelasnya.
Anton menambahkan, bom itu dirakit untuk menangkap ikan dilaut. Bom dirakit di rumah H Lolo (55). Sedangkan kedua perempuan yang tewas dibawa ke RS Bhayangkara untuk proses visum dan autopsi. (Kontributor Makassar, Hendra Cipto)