Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA- Satreskrim Polrestabes Surabaya mengungkap jaringan prostitusi yang melibatkan artis papan atas.
Artis berinisial AS dibekuk usai melayani pria hidung di sebuah hotel di Jalan Embong Malang, Rabu (3/9/2015) malam.
Kedatangan artis AS ke Surabaya untuk menjalani syuting sinetron. Tapi sejak Senin (31/8/2015) lalu, AS juga melayani pria hidung belang. Belum diketahui sudah berapa orang yang pernah dilayani AS selama di Surabaya.
“Kami juga belum tahu pelanggannya dari kalangan pejabat, pengusaha, atau warga biasa,” kata Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Takdir Mattanete, Kamis (3/9/2015).
Melihat tarif yang dibandrol artis AS, diperkirakan pelanggannya berasal dari kalangan menengah ke atas.
Takdir mengungkapkan tarif artis AS sebesar Rp 8-10 juta per jam.
Bila ingin menambah waktu pelanggan, pria hidung belang harus menyiapkan uang sesuai durasi pelayanan. Seluruh uang pelayanan ini tidak masuk ke kantor artis AS.
Takdir mengungkapkan artis AS memiliki seorang mucikari berinisial BS. BS inilah yang mencari pelanggan dan menetapkan harga. Setelah harga disepakati, pria hidung belang harus mentransfer uang sebesar Rp 1,5 juta ke rekening BS.
BS baru menghubungi artis AS untuk datang ke hotel yang telah ditentukan.
Menurutnya, pria hidung belang memberikan sisa uang pelayanan di hotel. Pria hidung belang bisa memberikan sebelum pelayanan atau sesudahnya.
Perwira asal Makassar ini menambahkan artis AS ditangkap dalam kondisi mabuk.
Tapi petugas tidak menemukan sisa narkoba atau alat di sekitar lokasi. Berdasar keterangan dihadapan penyidik, artis BS mengaku baru menenggak ekstasi.
Pihaknya menggandeng Satreskoba Polrestabes Surabaya untuk mengungkap kasus ini.
Satreskoba akan menelusuri soal peredaran narkoba yang melibatkan artis AS. Sedangkan Satreskrim konsentrasi mengungkap kasus prostitusinya.
“Dia (artis AS, red.) masih sulit dimintai keterangan. Kondisinya masih terpengaruh narkoba,” tambahnya.
Sementara itu, artis AS lebih banyak menunduk saat wartawan datang ke ruang penyidikan. Dia selalu menunduk membelakangi wartawan. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya. (surya)