TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG -- Tak pernah patah semangat, inilah kata yang tepat untuk nmewakili Rini dan kawan-kawan hingga akhirnya bisa menyabet beasiswa kewirausahaan dari ConocoPhillips Indonesia beberapa waktu lalu.
Meski ditahun 2014, ia bersama rekannya gagal saat membuat sebuah program kewirausahaan tempe mendoan, namun ditahun 2015 ia berhasil memboyong yang pembinaan sebesar Rp 10 juta berkat kerjasama tim yang solid.
Program Kripik Cerdas yang dibawa oleh mahasiswa Jambi ini tak lepas dari usaha 10 mahasiswa yang diketuai oleh Alan Winando.
"Kalau masalah gagal atau kesulitan mungkin lebih kerja sama tim ya, kan kami bersepuluh ini punya kesibukan masing-masing, sulitnya mengatur waktu tetapi kami tetap berbagi tugas," ujarnya seraya mengatakan produk yang dia dan teman-temannya buat ini sudah dipasarkan di Banyu Lincir dan sudah banyak diminati, Jumat (4/9/2015)
Alan, Supriyono, dan Rini yang mewakili teman-temannya yang lain juga tidak menyangka bisa mendapat beasiswa dari program kewirausahaan sosial yang ke 3 bertemakan "Membangun Bangsa" dengan melibatkan 476 dari 550 penerima beasiswa yang diadakan oleh ConocoPhillips Indonesia ini.
"Nggak menyangka juga bisa menang padahal kami kirim proposal sehari sebelum deadline, karena tadi kami punya kesibukan masing-masing, tetapi Alhamdullilah kami menang padahal banyak program-program yang lebih dari kami," ujar Rini Rusianti.
Kripik Cerdas yang merupakan program dari mahasiswa yang berasal dari Jambi ini menggunakan 3 jenis bahan baku yaitu pisang, ubi rambat, dan ubi jalar diantaranya dengan varian rasa Barbeque dan Balado dijual 1 onsnya hanya Rp 1000.
"Mengambil dari kata-kata Bob Sadino yang mengatakan "Orang Bodoh saja bisa memperkerjakan orang pintar" maksudnya disini asal ada usaha dan keyakinan pasti kita bisa meraih sesuatu itu bukan berarti Kripik Cerdas dimakan oleh orang-orang cerdas tetapi kami ingin merambah semua kalangan karena kripik kami ini tanpa MSG," ujar Alan.
Meraih juara pertama dan mendapat uang pembinaan sebesar Rp 10 juta membuat kelompok yang berasal dari Jambi ini ingin segera mendapat pengakuan dari beberapa pihak.
"Salah satu harapan kami kedepannya setelah memenangkan ini kami ingin segera mengurus untuk mendapatkan pengakuan dari BPOM," ungkap Alan.
Pada penyelenggaraan ConocoPhilips Indonesia Scholars Gathering yang berlangsung pada 31 Agustus hingga 1 September lalu, terdapat kelompok terbaik yang dipilih oleh panitia, ConocoPhillips Indonesia dibantu oleh Yayasan Putra Sampoerna (PSF), dari kelompok finalis.
Program-program kelompok ini diadakan di sekitar wilayah operasi ConocoPhillips di Provinsi Sumsel dan Kepulauan Riau.