Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolda Papua, Irjen Paulus Water Pauw mengatakan kini kondisi di Tolikara Papua sudah kian kondusif setelah terjadinya kerusuhan disana beberapa waktu lalu.
"Situasi di Papua khususnya Tolikara setelah kejadian 17 Juli 2015 pada umumnya sudah aman dan kondusif. Bahkan dua sampai tiga hari setelah kejadian, disana sudah mereda dan selesai," kata Paulus, Minggu (6/9/2015).
Hanya saja berbagai antisipasi dan penjagaan terus dilakukan oleh aparat terkait agar tidak ada pihak-pihak yang ingin memanfaatkan moment tersebut.
Diutarakan Paulus selain upaya penegakan hukum yang menjadi fokus utama yakni para pengungsi yang masih berada di tempat pengungsian karena kehilangan rumah serta kios mereka lantaran dibakar kelompok penyerang.
"Kondisi psikologi korban, umat Muslim disana harus diperhatikan. Saya sudah dorong Gubernur, Bupati sampai SKPD kalau bisa segera diselesaikan pembangunan rumah kios (ruki) dan masjid," ungkapnya.
Paulus menambahkan saat ini proses pembangunan ruki dan masjid sudah rampung 85 persen, sehingga tinggal 15 persen lagi selesai. Setelah itu para pengungsi bisa kembali ke rumah mereka dan bisa beraktivitas seperti biasa.
"Intinya pemerintah harus cepat pulihkan mentalitas dan psikologi mereka. Jadi konflik disana bisa selesai, mereka tidak lagi bersedih dan saling memaafkan. Kalau begitu saya pikir selesai karena penegakkan hukum juga sudah dilakukan," katanya.
Untuk diketahui insiden di Kabupaten Tolikara Papua mengakibatkan puluhan bangunan kios terbakar, termasuk Masjid Baitul Muttaqin.
Aksi penyerangan terhadap ratusan warga yang sedang melakukan shalat Id di halaman Koramil Tolikara itu kerjadi Jumat (17/7/2015) lalu.
Ketika itu ada dua acara yang dilaksanakan secara berdekatan. Selain perayaan Lebaran yang ditandai dengan shalat Idul Fitri, ada pula pertemuan pemuka gereja.
Polisi melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan massa, tetapi massa tidak menggubris. Polisi kemudian melepaskan tembakan ke tanah. Satu orang meninggal dunia dan 11 lainnya luka-luka dalam insiden itu.
Atas insiden itu polisi menetapkan dua tersangka yakni AK dan JW. AK diketahui sebagai pegawai salah satu bank di Karubaga, sedangkan JW adalah pegawai negeri sipil Kabupaten Tolikara.