TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bandara Sultan Thaha di Jambi kemarin, Senin (7/9) mengalami kelumpuhan. Ini akibat dampak darurat bencana asap yang disebabkan kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Jambi.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengatakan bahwa berdasarkan pantauan satelit Modis pada Senin, (7/9) pukul 05.00 WIB terdapat 413 hotspot di Sumatera, dimana di Jambi ada 170 hotspot. " Indeks Standar Pencemaran Udata = 216 (Sangat Tidak Sehat)," kata Sutopo dalam keterangan resmi, Senin (7/9).
Jarak pandang dari pagi hingga malam hanya sekitar 600 meter (horisontal) dan vertikal 90 meter akibat asap pekat. Sepanjang hari kemarin tidak ada pesawat komersil yang tiba ataupun berangkat (18 penerbangan kedatangan, dan 18 keberangkatan) di Bandara Sultan Thaha Jambi.
Operasi udara (water boombing) dengan 2 helikopter BNPB tidak melakukan penerbangan karena terkandala jarak pandang. Hasil evaluasi rapat koordinasi rencana akan dijajaki penggunaan helipad di wilayah PT WKS yg jarak pandangnya lebih baik dbanding di Bandara Sultan Thaha Jambi.
7. Pesawat Air Tractor dri Kemen LHK direncakan akan digeser ke Jambi (apabila di Bandara Sultan Thaha sudah bisa dilakukan pendaratan pesawat).
Sejauh ini, Dinas Kesehatan Provinsi Jambi telah menyalurkan 22.400 masker di kab/kota. Dinas Perkebunan mendorong perusahaan perkebunan untuk mengeluarkan alatnya dan akan berkolaborasi dengan tim satgas darat. "Kemarin Sekolah dari TK sampai kelas 3 SD diliburkan. Pada Selasa (8/9) juga masih akan diliburkan," pungkas Sutopo.(Adhitya Himawan)