Laporan Wartawan Surya, Mohammad Rizal Ghurobi
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Muncikari prostitusi online yang melibatkan artis berinisial AS adalah mahasiswa perguruan tinggi negeri di Semarang, Jawa Tengah, yakni Alfania Tarsasila dan Alen Saputra.
Personel Polrestabes Surabaya menangkap kedua mahasiswa itu di Jakarta, Kamis (10/9/2015).
Alfania mengaku baru menjalankan bisnis esek-esek ini Agustus lalu. Meski tergolong baru, ia sudah memiliki 63 anggota dan jaringan di seluruh kota besar di Indonesia.
"Kami tergabung dalam Princess Management, dua orang saja yang mengelolanya dan operasinya lewat BBM saja. Soal pembayaran dilakukan setelah acara," terang Alfania.
Meski dikelola berdua, Princess Management juga berkoordinasi dengan usaha sejenis lain yang tersebar di Indonesia. Sebab masih banyak lagi usaha sejenis di bidang ini.
Ia mengaku tidak banyak tahu latar belakang pelanggannya sebab semua dilakukan secara online tanpa pernah bertemu secara tatap muka. Alfania menegaskan, dari 63 anggotanya hanya AS yang berprofesi sebagai artis, lainnya mahasiswa, model, dan SPG.
Perempuan kelahiran Purwokerto itu mengenal AS melalui temannya. Ia berani merekrut setelah AS meminta. Dari 63 anggota, artis AS merupakan perempuan yang mematok tarif tertinggi yakni sebesar Rp 7,5 juta. Sedang tarif 62 perempuan lainnya antara Rp 1 juta hingga Rp 2 juta.
"Masalah tarif, modelnya sendiri yang menentukan. AS juga bilang minta Rp 6 juta saja, sisanya biaya operasi. Tapi secara keseluruhan kami ambil keuntungan 30 persen dari tarif keseluruahan model," lanjut dia.
Kasatreskim Polrestabess Kota Surabaya, Takdir Matanete, menyatakan ada 20 orang lain di luar 63 anggota itu yang sifatnya sebagai freelance atau paruh waktu. Pelanggan mereka tersebar di beberapa kota besar.
Takdir belum memastikan apakah ada artis lain terlibat dalam prostitusi online di bawah Princess Management. Ia mengaku masih mendalami seluruh daftar penjaja seks yang ditawarkan dua mahasiswa itu.
"Soal artis kami masih mendalami, karena mereka punya koneksi dengan usaha sejenis lain. Kami juga koordinasikan Polda Metro Jaya. Tapi semua masih dalam tahap pengembangan penyidikan," beber dia.