TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Suranten (60) tak menyangka, cucu kesayangannya, ZN (17), telah lebih dahulu meninggalkannya.
Apalagi, cucunya ini meninggal dalam keadaan tragis, menggantung dirinya sendiri.
Rabu sore (16/9/2015), warga Desa Tempuran, Kecamatan Bantaran, Kabupaten Probolinggo masih melihat cucunya masuk ke kamar usai pulang sekolah.
Tak seperti biasanya, cucunya yang sekolah di SMK Taman Siswa Kabupaten Probolinggo ini memang terlihat agak murung.
"Saya kira cucu saya langsung mau tidur. Tapi malah seperti itu," kata Suranten saat menceritakan kesaksiannya kepada Kapolsek Bantaran AKP Sujianto, Kamis (17/9/2015).
Suranten menuturkan meninggalnya ZN pertama kali diketahui teman sekelasnya. Kamis pagi, temannya mendatangi kamar ZN untuk pergi ke sekolah bersama.
Namun, yang dilihat justru pemandangan menyeramkan, ZN tergantung di kuda-kuda atap dengan kain sarung, tak bernyawa.
"Sarungnya itu yang biasa dipakai salat. Saya tidak tahu kenapa cucu saya melakukan itu" sambung Suranten yang kemudian menangis.
Paman ZN, Muhrowi (45), menambahkan ada dugaan keponakannya bunuh diri lantaran stres diminta pertanggungjawaban karena menghamili teman perempuannya.
Beberapa hari sebelum ZN mengakhiri hidupnya, rumahnya selalu didatangi perempuan itu dengan orangtuanya.
"Mungkin itu yang jadi penyebabnya. Kami tidak tahu karena keponakan saya sama sekali tidak pernah cerita," imbuh ZN.
ZN sendiri tinggal bersama neneknya, karena kedua orangtuanya tengah bekerja di luar negeri. Dari olah TKP Polsek Bantaran menyatakan tak ditemukan surat ataupun tanda kekerasan di tubuh korban.
"Murni bunuh diri," tandas AKP Sujianto, Kapolsek Bantaran. (Irwan Syairwan)