TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Kekeringan yang terjadi membuat warga kampung Sembilang, Desa Hurip Jaya Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi harus membeli air bersih.
"Harga air bersihnya sampai Rp 10 ribu jerigen. Ini memberatkan warga yang mengandalkan pertanian," kata Rojali, tokoh masyarakat Hurip Jaya kepada wartawan, Sabtu (19/9/2015).
Tingginya harga air di tempat itu karena kampung berada di seberang sungai. Untuk mengakses masyarakat biasa menyebrang dengan menggunakan rakit.
Secara umum, warga desa harus menempuh jarak berkilo-kilo meter dan membayar Rp. 2.000 sampai Rp. 3.000 per-derigennya untuk mendapatkan air bersih.
Desa ini juga berbatasan dengan kecamatan Muara Gembong. Desa yang berada di ujung utara pulang Jawa ini terdiri dari skitar 1.350 KK.
Sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan dan yang sebagian lainnya sebagai petani tambak.
"Karena letak geografisnya yang berada di pesisir pantai membuat desa ini sangat krisis akan air bersih untuk dikonsumsi, terlebih jika musim kemarau seperti ini tiba," katanya.
Kondisi ini mendorong lembaga kemanusiaan nasional PKPU dan Laznas Chevron Indonesia menghadirkan program Berbagi Air.
Salah satunya dilakukan di PKPU juga memberikan satu perangkat tandon ukuran 1.550 liter dan 100 derigen ukuran 20 liter.
Di Kabupaten Bekasi, PKPU juga memberikan batuan air bersih di tujuh titik di desa Kedung Pengawas, masing-masing titik mendapatkan 8.000 liter air bersih.
PKPU telah mendistribusikan bantuan air bersih dibeberapa wilayah yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogya, Jawa Timur, Pekan baru, Gorontalo dan NTB. (Eko Sutriyanto)