TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pemkot Surabaya mulai mengubah kawasan bekas lokalisasi Gang Dolly menjadi sentra kegiatan perekonomian warga.
Sejak Jumat (24/9/2015) malam, sebuah pameran akik digelar di lokalisasi yang ditutup permanen Pemkot Surabaya pada Juni tahun lalu itu.
Puluhan stand penjual akik, Sabtu (26/9/2015) sore, berdiri di sepanjang Gang Dolly di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan.
Tidak hanya berasal dari Jawa Timur, peserta pameran akik juga berasal dari Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Bali.
"Ini bentuk program alih fungsi Dolly menjadi kawasan sentra ekonomi," kata Camat Sawahan, Yunus.
Meskipun tidak selalu digunakan sebagai ajang pameran, para penggemar batu akik bisa datang ke gang Dolly, karena pemkot Surabaya sudah menyiapkan dua bangunan bekas wisma lokalisasi sebagai sentra kerajinan, termasuk kerajinan akik.
"Harapannya, usaha warga sekitar lokalisasi yang sempat drop usai penutupan Dolly, bisa bangkit kembali," tambah Yunus.
Penutupan lokalisasi Dolly membawa dampak ekonomi bagi warga sekitar. Usaha mereka yang bertahun-tahun hidup dari aktifitas lokalisasi, mendadak terhenti karena lokalisasi itu ditutup.
Pemkot Surabaya kemudian berupaya membangkitkan usaha warga dengan memberi modal usaha dan pelatihan usaha bagi warga setempat.
Bahkan, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini sempat mengirim sejumlah warga eks lokalisasi Dolly untuk belajar kerajinan akik ke Pacitan, Jawa Tengah dan Kalimantan.
Pemkot berharap keahlian mereka dapat ditularkan kepada warga setempat dalam khususnya dalam hal produksi kerajinan akik.