TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proses pencarian pesawat Aviastar hari ini mengalami kendala karena buruknya cuaca di area Luwu Raya.
Hingga berita ini diturunkan, salah satu pesawat twin otter yang digunakan tim pencari belum bisa memberikan informasi terbaru karena kendala tersebut.
Manajer Komersial Aviastar, Petrus Budi Prasetyo mengatakan proses pencarian pada hari ini melibatkan dua tim yang menggunakan dua pesawat twin otter, yang masing-masing diberangkatkan dari Masamba dan Makassar. Ia mengatakan tim yang mengalami kendala cuaca adalah tim yang menggunakan pesawat dari Masamba.
"Cuaca kurang baik di daerah delta alfa bravo sehingga mereka tak bisa melakukan pencarian lanjutan dan tak bisa terbang rendah di bawah 8.000 kaki. Sehingga kru yang bertugas menyampaikan belum ada tanda-tanda keberadaan pesawat kami," kata Petrus di kantornya, Sabtu (3/10/2015).
Selain dua pesawat twin otter, Petrus menyatakan pencarian juga dibantu dua helikopter, masing-masing dari TNI AD dan Polri.
Pencarian yang dilakukan satu pesawat twin otter dari Makassar dan dua helikopter tersebut masih berlangsung. Pencarian difokuskan di empat sektor. Keempat sektor tersebut terdiri dari lima kabupaten/kota di sekitar Luwu Raya, masing-masing Kabupaten Luwu Utara, Luwu, Enrekang, Tana Toraja dan Kota Palopo.
"Kami harap 1 hingga 2 jam ke depan helikopter dan pesawat sudah kembali ke pangkalan untuk menyampaikan laporan terbaru," ujar Petrus.
Seperti diberitakan, pesawat twin otter milik Aviastar dengan nomor penerbangan MV 7503 hilang kontak sekitar pukul 14.36 WITA dalam perjalanan menuju Makassar, 11 menit setelah lepas landas dari Bandara Andi Jemma, Masamba, Jumat (2/10/2015). Waktu tempuh penerbangan normal dari Bandara A Jemma Masamba ke Makassar selama 70 menit (1 jam 10 menit). Semestinya tiba di Makassar pada pukul 15.39 WITA.
Terdapat tujuh penumpang yang terdiri atas empat dewasa, satu anak, dan dua bayi dalam pesawat tersebut. Nama mereka, yakni Nurul Fatimah, Lisa Falentin, Risa Arman, Sakhi Arqam, Muhammad Natsir, Afif (bayi), dan Raya (bayi). Pesawat tersebut dikemudikan oleh Captain Iriafriadi, kopilot Yudhistira, dan teknisi Soekris Winarto.
(Kompas.com/Alsadad Rudi)