Tapi sekarang eranya berubah. Zaini sedang naik haji, tampuk pimpinan Aceh berada di tangan Mualem.
Setibanya Mualem di lokasi acara langsung diawali dengan pembacaan Alquran dan selawat oleh Tgk Abdurahman.
Ada juga orasi dari para teungku yang meminta agar aspirasi Aswaja didukung Pemerintah Aceh.
Tibalah giliran Waled Husaini Seulimeum dari unsur Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA). Ia mengatakan bahwa aspirasi yang disampaikan sebelumnya tentang Aswaja belum terwujud.
Tapi hari ini akan disampaikan sendiri oleh Wakil Gubernur Aceh yang sehari dua lagi memegang tampuk kepemimpinan negeri (sebagai Plt Gubernur Aceh).
Dua hari lagi akan duduk kembali sebagai Wakil Gubernur Aceh.
“Tapi hari ini atas petunjuk Allah Swt dengan hidayah Allah yang tak bisa dilangkahi, dengan tangan yang mulia dengan semangat Singa Asadullah (singa Allah -red), inilah lahirnya Umar bin Khattab akhir zaman yang siap menerapkan Ahlussunnah wal Jama’ah di Nanggroe Aceh bermazhab Syafi’i.
Insya Allah siat teuk soe yang angkat jaroe (sebentar lagi akan angkat tangan/tanda tangan),” ujar Waled sambil memalingkan badan ke kanan dengan jari tangan terbuka rapat mengarah ke Mualem.
Massa Aswaja ada yang berteriak Allahu Akbar, ada juga yang menyebut nama Mualem. Mantan panglima GAM itu terlihat tersenyum atas ungkapan itu.
“Saya tidak bicara ini atau itu, nanti lihat saja siapa yang tanda tangan, itulah Umar bin Khattab akhir zaman. Insya Allah akan dibangun Aceh ini,” ujar Waled.
Menurut Waled, masalah tindak lanjut setelah tanda tangan tersebut pihaknya tak paham lagi. Soal qanun ini dan itu diserahkan saja kepada yang lebih paham.
Pihaknya berharap setelah ditandatangani, aspirasi itu harus jalan. Mudah-mudahan cukup dengan ‘Umar bin Khattab’ akhir zaman.
“Nanti begitu jari sudah dimainkan (diteken) kita baca Wa qul ja’al haqqu wa zahaqal batil, pada hari inilah datang kebenaran, hancurkan segala bentuk kezaliman. Insya Allah Ahlussunnah wal Jama’ah berjaya di Aceh,” ujarnya.
Ternyata setelah selesai orasi para teungku, kemudian 13 orang dipanggil untuk bertawasul (hening cipta) di makam Syiah Kuala.