TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Sejumlah pegawai dan pengunjung Toko Buku (TB) Gramedia Palembang mendadak tidak bisa menggerakkan telunjuk dan jempol salah satu bagian tangannya, Rabu (7/10/2015).
Setidaknya, ada sekitar 10 orang yang mengalami kejadian ini secara mendadak.
Rupanya, mereka sedang mengikuti hipnoterapi yang dibawakan oleh seorang hipnoterapis di Palembang, Andrew Wu.
Jempol dan telunjuk yang bagian ujungnya ditemukan tidak bisa digerakan karena pegawai dan pengunjung TB Gramedia sedang mengikuti ucapan Andrew.
"Mereka yang jarinya tidak bisa digerakan termasuk tipe yang mudah disugesti, sementara yang masih bisa menggerakan jarinya setelah saya kasih sugesti, mereka tipe yang sulit disugesti," kata Andrew.
Dijelaskan Andrew, hipnoterapi merupakan kegiatan untuk mensugesti seseorang dan mengeluarkan alam bawah sadar.
Syarat utama hipnoterapi bisa dilakukan adalah keinginan dari hati masyarakat yang ingin dihipnoterapi.
"Meski mulutnya mengatakan mau untuk melakukan hipnoterapi, namun hatinya mengatakan hal yang sebaliknya, maka hipnoterapi tidak akan bisa berhasil. Sebab itu, harus benar-benar mau dari dalam hati untuk melakukan ini," kata murid dari seorang hipnoterapis nasional, Adi W Gunawan, ini.
Sebab itu, Andrew menegaskan, selama ini sudah terjadi kesalahan penafsiran yang dilakukan media ketika menyebutkan hipnotis.
Padahal, hipnotis itu bukanlah suatu kegiatan, melainkan istilah untuk mereka yang melakukan hipnotis.
Selain itu, apa yang dilakukan pelaku kriminal dengan membuat korbanya tidak sadarkan diri bukanlah tergolong hipnotis maupun hipnoterapi.
"Yang dilakukan para penjahat tersebut dinamakan dengan gendam dan ini tidak bisa dijelaskan secara ilmiah karena sama sekali tidak ada dalam lembaga pendidikan," kata Andrew.