TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN – Ada dua pohon unik di Desa Sengon, Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jatim.
Pohon pertama merupakan pohon Asam yang berada tepat di Perempatan Sengon, sedang pohon kedua adalah pohon beringin yang terletak 1 km ke arah utara setelah Perempatan Sengon.
Pohon Asam di Perempatan Sengon membelah jalan alternatif Sengon-Sambisirah ini berdiri kokoh di tengah jalan tersebut.
Pohon ini diperkirakan berusia satu abad lebih. Diameternya sangat besar.
Sebagai gambaran, untuk memeluk pohon ini dibutuhkan setidaknya empat tangan orang dewasa.
Syukur Abdullah (42) menuturkan, pohon itu telah ada sejak kakeknya masih hidup.
Saat ini, jalanan Sengon-Sambisirah ini tengah diperlebar dan pohon Asam tersebut mendapat perhatian khusus Pemkab Pasuruan.
“Saya belum lahir, pohon ini sudah ada. Tidak pernah roboh atau patah,” kata Syukur, Rabu (14/10/2015).
Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf, menyatakan tidak akan menebang pohon tua ini. Menurutnya, pohon Asam tersebut menjadi ikon Desa Sengon.
“Letaknya memang menjorok ke jalan utama Surabaya-Malang. Namun, keberadaannya lebih dahulu dari jalan ini. Kami tak akan menebangnya,” imbuh Irsyad.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Kabuparen Pasuruan, Harry Aprianto menyatakan akan membangun pagar melingkar untuk melindungi pohon besar tersebut.
Hanya saja, pihaknya akan memangkas dahan atau daun pohon yang terlalu menjorok ke jalan.
“Agar tak membahayakan pengendara,” tandas Harry.
Sementara pohon unik lainnya memiliki bentuk yang simetris. Pohon beringin ini berbentuk siku dengan sudut hampir 90 derajat.
Bentuknya seperti huruf L yang terotasi di posisi kanan, seolah-olah menjadi payung sekaligus gapura jalanan.
Menurut warga setempat, pohon berusia puluhan tahun itu sering terkena atap kendaraan besar sehingga ranting dan daun-daunnya terpangkas secara tak sengaja dan menjadi simetris.
“Untuk pohon beringin ini akan kami kaji lagi. Namun memang, bentuknya unik,” ucapnya.