Laporan Wartawan Tribun Jateng, Puthut Dwi Putranto
TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN - Warga Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah mendadak heboh dengan penemuan sebuah pondasi bangunan yang diduga bekas konstruksi kerajaan, Rabu (14/10/2015).
Pondasi bangunan yang masih tersusun rapi itu ditemukan terpendam di tengah areal persawahan setempat.
Diperkirakan, panjang pondasi bangunan itu mencapai satu kilometer lebih.
Tak jauh dari bangunan tersebut, ditemukan juga sebuah batu besar menyerupai candi serta batang pohon berukuran raksasa yang diperkirakan merupakan peti jenazah kuno.
Petani Desa Banjarejo, Sutiyono dan Teguh Haryadi, mengaku tak sengaja menemukan pondasi bangunan berkonstruksi batubata berukuran tak lazim itu.
Panjang setiap batubata sekitar 30 cm dengan lebar 15 cm.
Saat itu, mereka yang sedang beraktivitas mencangkul di sawah, berulangkali dikejutkan dengan benturan keras ujung cangkul mereka dengan tanah yang digarapnya.
" Kami yang penasaran lalu mencoba menggalinya secara perlahan menggunakan tangan. Dan ternyata terlihat batu bata berukuran besar, " ungkap Sutiyono.
Sutiyono dan Teguh selanjutnya melaporkan hal tersebut kepada perangkat desa setempat.
Atas kesepakatan bersama, masyarakat kemudian memutuskan untuk melakukan penggalian secara massal di lokasi penemuan.
Kepala Desa Banjarejo, Ahmad Taufik, mengatakan, hingga kini masyarakat masih berupaya melakukan penggalian.
Diperkirakan, sambung Taufik, panjang pondasi bangunan bakalan mencapai satu kilometer lebih.
"Panjang bangunan pondasi ini sepertinya lebih dari satu kilometer. Saat ini penggalian sudah menunjukkan panjang pondasi bangunan mencapai 50 meter, " kata Taufik.
Menurut Taufik, masyarakat setempat meyakini jika bangunan tersebut merupakan satu diantara bagian peninggalan dari sisa kerajaan Medang Kamulan.
Ia percaya jika temuan itu adalah pondasi sebuah tangga menuju pintu gerbang kerajaan Medang Kamulan.
"Sudah bertahun-tahun masyarakat menemukan benda-benda peninggalan kerjaan seperti perhiasan, tempat menumbuk bumbu makanan atau alu, batu besar menyerupai candi serta peti jenazah dari batang pohon sepanjang tiga meter, " kata Taufik.
Dikatakannya, cerita turun temurun dari nenek moyang bercerita jika dulunya desa tersebut adalah lokasi kerajaan Medang Kamulan yakni masa Prabu Dewata cengkar dan Ajisaka.
Balai Arkeologi Yogyakarta, kata Ahmad, telah berulangkali melakukan penelitian di Desa Banjarejo sejak bertahun-tahun.
Bahkan pada tahun ini, sambung Ahmad, Balai Arkeologi Yogyakarta berencana akan melakukan pemetaan lokasi kerajaan di Desa Banjarejo.
Dijelaskan Taufik, dirinya telah menginformasikan perihal penemuan ini kepada Balai Arkeologi Yogyakarta.
Setidaknya masyarakat diinstruksikan untuk menjaga keutuhan temuan pondasi bangunan tersebut sebelum ada tindak lanjut dari Balai Arkeologi Yogyakarta.
"Saya sudah menghubungi pihak Balai Arkeologi Yogyakarta. Kata mereka sih wilayah sini akan dipetakan sebagai lokasi kerajaan, " pungkas Taufik. (*)