TRIBUNNEWS.COM, MAGETAN - Belasan pendaki Gunung Lawu terbakar, enam orang di antaranya dinyatakan tewas. Kebakaran terjadi karena perapian pendaki gunung yang ditinggal begitu saja dan belum dipadamkan.
"Hasil penyisiran sementara sampai dengan saat ini diperoleh informasi korban kebakaran hutan yang terjadi di antara Pos 3 dan Pos 4 adalah delapan orang dengan rincian enam orang meninggal, dua orang dalam kondisi kritis," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam pernyataan, Minggu (18/10/2015).
Para korban yang berhasil dievakuasi langsung dilarikan ke RSUD dr Sayidiman, Magetan, Jawa Timur.
Jalur pendakian Cemoro Sewu, Magetan sebenarnya sudah ditutup polisi dan Perhutani sejak Jumat (16/10/2015). Tapi sejumlah pendaki tetap nekat lewat jalur Cemoro Kandang, Karanganyar.
Dita Kurniawan salah seorang korban kepada Surya (Tribunnews.com Network) mengaku berangkat mendaki Sabtu (17/10/2015) sekitar pukul 18.00 WIB, lewat jalur pendakian Cemoro Kandang.
"Saya berangkat bersama 12 teman sekolah dari SMK Yoso Negoro, Magetan. Saya tidak tahu lagi teman lain lari kemana," kata Dita, warga Desa Jejeruk, Kecamatan/Kabupaten Magetan yang mengalami luka bakar ringan.
Dia mengaku tidak tahu lagi teman-temannya lari dan sembunyi dari kejaran api yang membakar hutan Gunung Lawu itu.
"Api itu seperti mengejar kami, sehingga kami pisah menyelamatkan diri, ada yang meloncat ke jurang ada yang naik pohon, saya sembunyi di lubang bekas batu, sehingga bisa menghindari api, tapi saya masih terbakar meski tidak separah teman-teman yang saya lihat," kata Dita yang menderita luka bakar di leher dan sebagian tangannya ini.
Menurut Dita Kurniawan, 11 teman dari SMK Yoso Negoro itu, yaitu Alfian, Fredi, Mujib, Bebi, Fajar, Febria, Ahmad Safi'i dan tiga anak teman Alfian dan Bebi yang belum dikenal Dita Kurniawan.
"Saya tidak tahu semua teman saya kemana, saya sempat melihat ada yang terbakar lima orang di dalam hutan antara Pos 3 dan 4. Tapi pastinya yang terbakar berapa dan selamat berapa saya tidak tahu," katanya.
Sementara Nur Dwi Kuncoro, korban selamat lainnya yang mendaki bersama tiga temannya juga belum tahu bagaimana nasib ketiga temannya itu.
"Saya berangkat muncak (istilah pendaki naik ke Puncak Lawu), bersama tiga teman dari tetangga desa, ketiga teman saya itu Togung, Rina, keduanya suami istri, dan Okta," kata Nur Dwi Kuncoro anak warga Desa Kembangan, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan.
Anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan, Maryanto Bayan, mengatakan hingga kini jumlah pasti korban belum diketahui, namun diakuinya ada sejumlah pendaki dikabarkan tewas terbakar.
"Saya belum tahu berapa pastinya korban, yang pasti tiga orang yang berhasil dievakuasi, seorang di antaranya menderita luka bakar serius," kata Maryanto.
Hingga Minggu pukul 16.45 WIB, tim gabungan dari SAR, BPBD dan Polres setempat diberangkatkan ke puncak Gunung Lawu oleh Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Magetan Kompol Djaswadi. Diperkirakan, tim pencari itu sampai dipintu masuk jalur pendakian Cemoro Sewu, Minggu sekitar pukul 20.00.
Sembilan Pendaki
Terpisah, relawan Anak Gunung Lawu, Budi Suwarno menuturkan ada sembilan pendaki yang naik ke Lawu kemudian terjebak kebakaran hutan di Pos 4 Cemoro Sewu, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
"Naiknya Sabtu (17/10/2015), tetapi saya tidak tahu naiknya dari Cemoro Sewu (Magetan) atau Cemoro Kandang (Karanganyar). Tetapi saat dilakukan evakuasi ditemukan di Cemoro Sewu diantara pos empat dan pos tiga," ujarnya kepada Tribun Jateng, Minggu.
Budi menambahkan dari informasi sejumlah tim evakuasi ada sekitar sembilan orang menjadi korban, dua orang mengalami luka bakar parah dan tujuh orang diduga meninggal dunia karena luka bakar.
"Satu orang luka bakar sekitar 70 persen tubuhnya bernama Eko Nur Hadi sudah berhasil dibawa turun dan langsung dilarikan ke rumah sakit Magetan," tandasnya. (surya/tyo/har/nug)