TRIBUNNEWS.COM, KARANGANYAR - Tim gabungan dari BPBD, Perhutani, Koramil 0804/02 Plaosan, Polri, AGL (Anak Gunung Lawu), relawan, dan masyarakat masih melakukan pemadaman, pendinginan dan penyisiran di lereng Gunung Lawu untuk memastikan apakah masih ada korban lain atau tidak.
Hingga kemarin tercatat 7 orang meninggal dunia dan 2 orang luka berat akibat kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu.
Semua korban meninggal dunia dibawa ke RS Magetan. Jenazah terakhir dapat dievakuasi oleh tim medis dan SAR Senin (19/10/2015) pukul 10.20 WIB, langsung dibawa ke kamar mayat RS Magetan.
Jalur pendakian pos pendakian Cemoro Sewu masih ditutup sejak Jumat (16/10/2015), mengingat kondisi cuaca makin kering. Daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah lebih dari dua bulan tidak hujan sehingga semak belukar kering dan mudah terbakar.
Kalak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan, Agung Lewis mengimbau para pendaki tidak menantang keselamatan pendakian.
Berdasar pengamatannya, para pendaki yang menjadi korban kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu baru-baru ini, tidak melintasi jalur Cemoro Sewu.
"Petugas kami sudah menutup jalur pendakian di Cemoro Sewu per tanggal 16 Oktober lalu. Sedangkan nama mereka tidak ada dalam daftar buku Pos Cemoro Sewu," ucapnya saat dihubungi Tribun Jateng (Tribunnews.com Network) melalui sambungan telepon, Senin (19/10/2015).
Ia memerkirakan para pendaki melalui sejumlah jalur antara lain, jalur Cemoro Kandang, jalur Candi Ceto, maupun jalur Jogorogo.
"Kami turut berbelasungkawa untuk para korban yang meninggal dunia. Semoga keluarga korban diberi ketabahan," ungkapnya.
Dibawa ke Solo
Seorang pendaki yang terjebak dalam kebakaran hutan di Gunung Lawu dirujuk ke RSUD dr Moewardi, Solo.
Pendaki yang dirujuk ke rumah sakit di Kota Bengawan yakni seorang perempuan bernama Novi Dwi Istiwanti (14), yang sebelumnya dirawat terlebih dahulu di RS Magetan, Jawa Timur.
Humas RSUD dr Moewardi, dr Elysa mengatakan ada satu korban kebakaran gunung pemisah Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur ini yang saat ini dirawat di Moewardi.
"Korban bernama Novi mengalami luka bakar sekitar 40 persen di tangan maupun kaki sebelah kanan dan kiri, muka dan dada," ujarnya kepada Tribun Jateng, Senin (19/10/2015).
Elysa menuturkan kondisinya cukup stabil meskipun mengalami luka di tubuhnya. Timnya pun langsung membersihkan luka supaya infeksinya tidak menyebar.
Menurut dia, pasien memerlukan pengawasan dan ruangan khusus agar infeksinya tak menular. Nantinya dia akan ditempatkan di ruang ICU bedah dan ditangani dokter khusus.
"Kami belum tahu tindakan lanjutannya. Ini tim dokter masih membersihkan luka bakar pasien," tandasnya.
Survivor diduga berjumlah 9 orang, survivor pertama atas nama Eko nurhadi (45), warga Ngawi, yang naik di gunung Lawu ditemukan terkena kobaran api hingga mengalami luka bakar sekira 50 persen dari titik kebakaran antara pos II dengan pos III.
"Survivor bisa turun setelah minta tolong pada rekan pendaki Maisuri salim (45) yang saat itu jalan- jalan naik dan melapor ke tim SAR, selanjutnya survivor di bawa ke RS Magetan untuk penanganan tindakan lebih lanjut," ujar Kepala Basarnas Semarang Agus Haryono, Senin (19/10/2015). (lyz/har/nug/dna)
Korban meninggal dunia:
1. Awang (20 thn), Ngawi.
2. Sumarwan (50 thn), Ngawi.
3. Nanang Setyo Utomo (17 thn), Ngawi.
4. Rita Septi (14 thn), Ngawi.
5. Joko Prayitno, Kebun Jeruk, Jeruk. Jakarta.
6. Kartini , Jakarta.
7. Mr. X, masih dalam identifikasi.
Korban luka berat :
1. Eko Nurhadi (45 thn) dari Brangol RT 2/RW 1 Brangol Kec. Karangjati Ngawi dirawat di RSUD dr. Sudono.
2. Novi Dwi Estiwati (14 thn) alamat Jl. Rajawali Kel. Beran RT 04/RW 01 Kec Ngawi, Kab. Ngawi dirawat di RSUD Moewardi Solo.