TRIBUNNEWS.COM, BOJONEGORO - Kayangan api abadi di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur kini menjadi salah satu obyek wisata andalan.
Di lokasi itu terdapat api yang menyala sepanjang masa.
Karena api tak pernah padam, maka, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojongeoro menjadikan lokasi wisata. Loasi kayangan api berada di tengah hutan jati yang menjadi wilayah kekuasaan PT Perhutani.
Minggu (1/11/2015) pagi hingga sore, pendapa di kayangan api menjadi tempat ritual ruwatan agar kebaikan berpihak kepada warga yang diruwat.
Ada 49 keluarga asal Bojonegoro dan Tuban yang mengikuti prosesi tradisi puluhan tahun itu.
Beberapa kegiatan mewarnai proses tradisi ruwatan. Bagi kebanyakan warga Bojonegoro, tradisi tersebut didului dengan wayangan.
Seperti diketahui, wayangan merupakan budaya masyarakat Jawa turun temurun sejak ratusan tahun silam.
Setelah wayangan yang didalangi oleh Ki Wardan, panjatan doa menganut agama Islam dibacakan.
Doa yang dipanjatkan kepada Sang Maha Kuasa itu berharap supaya warga yang diruwat selalu diberi kebaikan dan ekonominya lebih baik.
Setelah panjatan doa selesai dibacakan, satu per satu warga duduk antri mendapat giliran keningnya diusapi dengan air kembang dan sebagian rambutnya dipotong.
Setelah itu, Ki Wardan memberikan ketupat luar berisi beras kuning kepada peserta satu per satu.
“Kupat ini untuk mengeluarkan segala kesukaran hidup, diharapkan peserta yang ikut prosesi ini hidupnya lebih baik,” kata Wardan.
Pejabat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro, Suyanto mengatakan, tradisi ruwatan di Bojonegoro masih lestari. Ia berharap tradisi itu bisa menarik wisatawan datang ke Bojonegoro.
Menurutnya, lokasi ruwatan di lokasi wisata kayangan api diharapkan warga bisa meningkatkan rasa memiliki serta bisa melestarikan lingkungan di sana supaya tidak rusak.
Jika uri-uri bisa dilakukan bersama, Suyanto berharap bisa mengundang wisatawan dan berdampak pada ekonomi masyarakat sekitar.
“Ini (ruwatan) tradisi yang harus dilestarikan. Kami lakukan di sini supaya warga Bojonegoro mengetahui kalau di sini ada potensi besar terhadap wisata,” katanya.
Sekadar diketahui, kawasan Kayangan Api Abadi yang sudah ditetapkan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sebagai lokasi wisata ini cukup luas.
Selain tungku Kahyangan Api Abadi, tidak jauh dari situ ada lokasi yang diyakini dulunya digunakan membuat keris saat Kerajaan Majapahit berdiri.
Sebuah cerita Legenda Kahyangan Api yang ditulis di batu marmer pun dipasang di depan tungku. Isi ceritanya, ‘Kayangan api atau api jalan menuju kayangan di Desa Sendangharjo Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro adalah petilasan Ki Kria Kusuma nama samara dari Empu Sugapati.
Seorang empu pembuat keris di jaman Majapahit di tempat inilah Kria Kusuma bertama sambil menekuni profesinya sebagai ahli pembuat keris. Keris buatannya yang terkenal adalah Dapur Jangkung Luk Telu Blong Pok Gonjo’. (Iksan Fauzi)