TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tinggi letusan Gunung Rinjani yang terletak di dalam wilayah Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mencapai sekitar 3.500 meter dpal atau sekitar 1.000 meter atas Kawah Barujari.
Menurut keterangan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, abunya sangat halus dan terbawa angin ke arah barat.
"Berdasarkan citra Satelit Terra, terpantau sebaran abu vulkanik menutupi Selat Lombok, wilayah Bali, Selat Bali hingga Banyuwangi," jelas Sutopo. Hujan abu tipis melanda daerah-daerah tersebut.
Tujuh desa di Kabupaten Lombok Utara terjadi hujan abu. BPBD Provinsi NTB telah membagikan 4.000 masker kepada masyarakat.
Kondisi demikian menyebabkan operator Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali, menutup sementara operasional bandara.
"Berdasarkan Notice to Airman No. A2468/15, Bandara Ngurah Rai ditutup sementara mulai pukul 19.30 hingga 23.30 Wib," katanya.
Penutupan berdasarkan informasi BMKG dan Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) di Darwin.
Status Gunung Rinjani masih Waspada (level II) yang diberlakukan sejak 25-10-2015 pukul 13.00 WITA. PVMBG terus melakukan pemantauan secara intensif guna mengevaluasi tingkat aktivitas Gunung Rinjani.
Hingga saat ini, masih terdapat potensi erupsi lanjutan yang diindikasikan dengan terekamnya gempa tremor Hembusan dengan amplituda maksimum 2-3 mm dengan lama gempa 5-10 detik.
"Masyarakat di sekitar Gunung Rinjani dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan beraktivitas/berkemah di dalam Kaldera Gunung Rinjani," jelas Sutopo.
Dalam radius 3 km dari kawah Gunung Barujari yang berada di dalam Kaldera Gunung Rinjani dinilai tidak aman bagi para pendaki dan wisatawan.
"Masyarakat di sekitar G. Rinjani diharap tenang dan tetap waspada, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Rinjani," himbau Sutopo.