Laporan Wartawan Tribun Jogja, Khaerur Reza
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Mahasiswa sempat adu mulut dengan Satpol Polisi Pamong Praja karena merasa ditolak mengikuti proses mediasi antara massa penolak bandara dengan Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta.
Mulanya 20 orang perwakilan massa yang menolak pembangunan Bandara Kulonprogo diizinkan masuk untuk bermediasi dengan perwakilan Pemda DIY, namun sampai di depan Gandhok Kiwo hanya perwakilan warga Kulonprogo yang bisa masuk.
Ini sesuai surat permintaan mediasi yang masuk kepada Pemprov DIY, namun beberapa mahasiswa yang bukan warga Yogyakarta tetap ngotot ingin masuk ke dalam.
Perdebatan sengit pun terjadi, anggota Satpol PP bersikeras menginformasikan kepada mahasiswa bahwa mereka yang boleh masuk dan ikut mediasi hanya warga terdampak.
"Kalau memang warga Jogja mana KTP nya?" tanya seorang petugas Satpol PP kepada mahasiswa, Kamis (5/11/2015).
Rupanya mahasiswa memilih bersikap tenang dan tetap memaksa masuk. "Kalau tidak boleh kita robohkan saja pagar depan," balas seorang mahasiswa mengajak massa.
Keributan antara personel Satpol PP dan mahasiswa mereda seusai Ketua WTT Martono keluar untuk menenangkan emosi para mahasiswa dan meminta mereka menunggu di luar.