TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Lebih dari 10 ribu warga Surabaya menyaksikan drama kolosal Surabaya Membara, Senin (9/11/2015) malam di Jalan Pahlawan, Surabaya.
Belasan ribu warga tersebut tumplek blek memadati area Jalan Pahlawan, yang berada tepat di depan Kantor Gubernur Jatim dan samping kanan Tugu Pahlawan, yang dijadikan arena dan panggung pertunjukan.
Karena banyaknya warga yang menonton, petugas beberapa kali mengingatkan agar tidak terlalu dekat.
"Awas ... jangan dekat-dekat, nanti ada bakar-bakaran dan ledakan," tegasnya.
Anita, warga Bubutan mengatakan, agar memperoleh tempat tepat di depan panggung pertunjukan drama kolosal, dia dan lima temannya memilih berangkat lebih dahulu.
"Pukul 17.30 saya sudah di lokasi," ujarnya.
Mahasiswa PTN di Surabaya ini mengaku, ini merupakan kali kedua dirinya menyaksikan drama kolosal Surabaya membara.
"Seru banget ceritanya. Benar-benar seperti sungguhan dan mengingatkan heroiknya pertempuran 10 November 1945," tegas Anita.
Drama kolosal Surabaya dimulai pukul 19.15 dan berlangsung selama sekitar satu jam. Pertunjukan akbar ini melibatkan sekitar 750 orang non-seniman.
Ceritanya, menggambarkan peristiwa penurunan bendera Belanda di Hotel Yamato dan pertempuran heroik Arek-Arek Suroboyo dalam mengusir penjajah Belanda dan Sekutu yang ingin kembali menjajah Indonesia.
Puncak pertempuran ditandai dengan terbunuhnya Panglima Perang Inggris, Jenderal Mallaby dan memaksa tentara sekutu menyerah.
Selama pertunjukan berlangsung, akses jalan menuju Tugu Pahlawan ditutup dan dialihkan ke tempat lain.
Aparat keamanan, baik dari polisi maupun tentara tampak melakukan penjagaan ketat. Itu dilakukan, karena Selasa (10/11/2015) besok, Tugu Pahlawan akan dipakai upacara peringatan Hari Pahlawan, yang dihadiri Presiden Jokowi sebagai Inspektur Upacara.
Ketua Pelaksana Surabaya Membara 2015, Taufik Monyong, mengatakan drama kolosal Surabaya Membara ini merupakan pentunjukan yang khusus digelar untuk memperingati Hari Pahlawan, 10 November.
"Ini merupakan tahun keempat kami menggelar pertunjukan ini, sejak pertama digelar tahun 2012 lalu," terangnya.
Taufik yang juga Ketua Dewan Kesenian Jatim ini berharap, drama kolosal Surabaya Membara terus menjadi event tahunan memperingati Hari Pahlawan.
"Selain menghibur, ini juga sangat penting untuk mengedukasi masyarakat dan mengingatkan kembali perjuangan Arek-arek Surabaya dalam mengusir penjajah," pungkasnya. (Nuraini Faiq)