TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pabrik PT OKI Pulp And Paper, salah satu pilar usaha APP Sinar Mas di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, ditargetkan mulai beroperasi pada April 2016.
Direktur Pengelola Sinar Mas, G Sulistiyanto, mengatakan setelah beroperasi pabrik pulp terbesar di Asia dengan nilai investasi Rp 35 triliun ini ditargetkan mampu mengekspor dua juta ton pulp dan 500 ribu ton tisu dengan nilai mencapai 1,5 miliar dolar AS (Rp 20 triliun) pada tahun pertama.
"Perusahaan berharap target ini bisa dicapai karena jika tertunda lagi maka akan menambah biaya investasi," kata Sulistyanto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (20/11/2015).
Ia mengatakan, hal ini mengingat perusahaan sempat mendapatkan acaman ketersediaan barang baku karena beberapa lahan hutan tanaman industri turut terbakar, akibat bencana kebakaran hutan dan lahan pada tahun ini.
"Perusahaan juga menjadi korban atas kebakaran hutan dan lahan yang terjadi, tentunya ini mengganggu rencana ke depan. Saat ini sudah ada rencana revitalisasi lahan yang terbakar untuk memastikan ketersediaan bahan baku di masa datang," kata dia.
Manajer Site APP OKI, Gadang Hartawan menambahkan kebutuhan bahan baku APP OKI disuplai dari lahan HTI seluas 470.000 hektare yang berada di OKI dan Musi Banyuasin.
Berdasarkan estimasi sementara, terdapat 10 persen lahan yang terbakar, sementara kebutuhan suplai pohon akasia per tahun hanya dibutuhkan dari lahan seluas 60-70 hektare.
"Dari hitung-hitungan ini maka suplai bahan baku tetap terjaga karena masih ada cadangan," kata dia.
Pabrik APP OKI memiliki lahan seluas 1.700 hektare atau sepertiga dari luas Kabupaten OKI yang mulai dibangun sejak 2013.
Lokasi dipilih di OKI karena sudah ada ratusan ribu hektare lahan HTI milik perusahaan yang sudah ditanami sejak tahun 2005.
Selain memiliki lahan HTI sendiri, perusahaan juga telah menyiapkan berbagai infrastruktur penunjang seperti pelabuhan di Selat Bangka, pembangkit listrik biomassa berkapasitas 500 MW, dan sistem 17 pabrik yang terintegrasi.
Bisnis bubur kertas dan tisu sangat menggiurkan pada masa mendatang seiring dengan semakin tingginya permintaan, terutama di Tiongkok.
"Dari dua juta ton pulp yang dihasilkan, sebanyak 80 persen diekspor, sementara yang 20 persennya akan dibuat tisu dan 95 persennya juga diekspor, serta sebagian besar tujuan ke Tiongkok," kata dia.
Sementara itu, Bupati OKI Iskandar mengharapkan keberadaan APP OKI ini dapat semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah itu.
Saat ini, tenaga kerja yang bekerja di APP OKI mencapai 15 ribu orang untuk pembangunan pabrik. Kemudian setelah beroperasi akan berkurang menjadi hanya 3.500 orang ditambah 15.000 ribu orang tenaga kerja tidak langsung.
"Mendatangkan investasi setara Rp 35 triliun bukan perkara mudah. Harapannya, terjadi perubahan signifikan dengan kabupaten ini," ujar dia.
Keberadaan APP OKI ini diperkirakan akan mendongkrak ekspor Sumsel sebesar 32 persen, sedangkan PDRB sebesar 11 persen.
Sementara itu, dalam proses pembangunan ini perusahaan juga telah menyalurkan dana CSR sebesar Rp 21,83 miliar untuk pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, beasiswa, dan pendirian sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) di OKI.