Para pembeli itu rata – rata datang ke rumah Iswandi. Terkadang ia harus membawakan dan bertemu di tempat yang sudah dijanjikan. ”Seperti di Pasar Agrobis Babat,” katanya.
Kerja keras Iswandi membuahkan hasil. Seekor kelinci itu mampu melahirkan 4 sampai 12 ekor sekali melahirkan anakan.
Soal kebutuhan makanan, aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ini hanya mengandalkan tiga jenis makanan, yakni ampas tahu, dedhak dan konsentrat.
Dengan rata – rata modal untuk kebutuhan tiga jenis makanan itu hanya sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu per bulan.
”Yang bikin cepat gemuk itu ampas tahu,” ungkapnya.
Perawatan kelinci terbilang cukup mudah, hanya dibutuhkan ketelatenan, setiap pagi dan sore kelinci harus diberi makan rumput. Namun jika kesulitan mencari rumput, makanan hewan mamalia ini pun bisa diganti ampas tahu dan konsentrat.
Ssetiap dua hari sekali, kandang harus dibersihkan agar kelinci tidak mudah terserang penyakit.
Untuk proses pengembangbiakan kelinci, setiap pagi kelinci betina dikumpulkan dalam satu kandang dengan kelinci jantan.
Setelah kawin kelinci dipisahkan dan menunggu proses hamil hingga melahirkan.
Dalam sebulan, Iswandi mengaku bisa menjual sampai 100 ekor kelinci.
Dari jenis indukan, kelinci siap potong maupun anakan. Harganya, untuk anakan Rp 20 ribu per ekor hingga Rp 35 per ekor, kelinci daging siap potong Rp 36 ribu per kilogram hingga Rp 50 ribu per kilogram.
”Harga indukan antara Rp 80 ribu per ekor hingga Rp 90 ribu per ekor,” ungkapnya.
Biasanya, kelinci peliharaan Iswandi siap jual jika sudah berumur 1,5 bulan. Untuk anakan dipasok ke toko binatang dan kampus kesehatan.
Ternak kelinci dinilai Iswandi cukup mudah, lantaran kendala yang dihadapi hanya seputar munculnya penyakit kudis.