TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Balikpapan, bersama Indonesian Cat Association (ICA), dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) menggelar kebiri kucing kampung di halaman Kantor Lurah Sumber Rejo, Sabtu (21/11).
Dengan penuh ketelitian para dokter hewan mengebiri kucing-kucing kampung.
Ada 100 kucing kampung yang dikebiri saat itu.
"Kebiri itu adalah salah satu cara untuk menahan populasi kucing. Semakin banyak populasi semakin banyak juga rabies."
"Di Kaltim itu rabies endemis, sewaktu- waktu bisa menular," kata drh Muhammad Bisri salah satu dokter hewan yang ikut terlibat dalam kegiatan itu.
Rabies itu ada di air liur binatang, kalau menggigit menimbulkan luka, terkena air liur bisa langsung menyebabkan rabies.
"Dengan cara ini kami mencegah, paling besar rabiesnya itu pada hewan anjing, penularannya paling besar, tapi kucing geraknya sama seperti anjing, dan populasinya lebih banyak dibanding anjing," ungkapnya.
Ia mengatakan, dengan sterilisasi dan kebiri ini dapat mencegah hewan-hewan tersebut.
"Satu kucing harus dikebiri sekali selama hidup, namun untuk disetrilkan harus satu tahun sekali," ungkapnya.
Kucing dan anjing ini dekat dengan pemiliknya, merupakan hewan kesayangan, hidup dengan pemiliknya oleh sebab itu Bisri mengimbau harus divaksinasi.
"Vaksinasi biasanya dilakukan di klinik hewan, namun kalau kami biasanya door to door untuk memberikan vaksin kepada pemilik hewan," ujarnya.
Sementara Wakil Ketua ICA Balikpapan Deni Wahyudi mengatakan sterilisasi ini untuk kesejahteraan kucing itu sendiri.
"Jadi kami mengecek kesehatannya, dengan kebiri ini. Kucing dikebiri biasanya tambah gemuk, tambah sehat dan untuk kenyamanan pemiliknya," ujar Deni.
Untuk bakti sosial kali ini ada sekitar 100 kucing kampung yang dikebiri, sehingga kucing-kucing tidak mempunyai anak.
"Bakti sosial ini sudah kami lakukan sekitar lima kali, ini dilakukan untuk kesehatan kucing-kucing di Balikpapan," ungkapnya. (*)