Di sisi lain, sebelumnya beredar kabar bahwa pokok persoalan diberlakukannya suspen ialah menyangkut orderan di salah satu toko oleh-oleh khas Bali.
Toko oleh-oleh ini banjir pelanggan order.
Namun, ada penilaian dari manajemen, bahwa order di situ banyak yang melakukan order fiktif.
Artinya, tidak ada barang, namun order jalan terus.
"Kami deposit satu juta, tapi denda sampai 10 juta. Kejelasannya ini seperti apa. Kita semua tidak bisa kerja, sekitar1400 orang tidak bisa makan," kata salah seorang driver, Wahyu Purwanto kepada Tribun Bali.
Menurut dia, bahwa ada kejanggalan dari pihak Go-jek terhadap pengemudi.
Yakni, menyangkut sistem skor yang divakumkan sehingga tidak dapat mengambil order.
Selama satu minggu ke depan, 1400 an orang ini terancam tidak dapat bekerja.
"‎Sistem skor divakumkan, kami tidak dapat mengambil order, selama satu minggu tidak bisa bekerja," ungkapnya.
Pihak Go-Jek menuding, bahwa ada kecurangan yang dilakukan oleh pihak driver dengan masalah orderan.
Orderan itu terkait orderan fiktif.
Namun demikian, tidak dapat diketahui orderan fiktif itu apa.
"Ada kecurangan yang disebut oleh PT Go-Jek. Tapi kecurangannya apa, kami tidak tahu. Tidak dijelaskan. Tiba-tiba ada di sms kalau harus membayar denda," urainya.
Itu kemudian menjadikan pihak Manajemen melakukan suspen terhadap driver.
Dan kemudian, menyulut amarah driver yang menyerbu kantor cabang di Jalan Teuku Umar Barat atau Jalan Marlboro Denpasar, Senin kemarin.