Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Sejumlah warga Desa Sirnaresmi, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mendatangi Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Jalan Dipenogoro No 27, Kota Bandung, Senin (14/12).
Mereka datang bersama Walhi Jabar untuk meminta pemerintah provinsi menutup pabrik semen yang berdiri di tengah permukiman penduduk Desa Sirnaresmi.
Informasi yang dihimpun Tribun dari Walhi Jabar, pabrik semen yang berdiri sekitar Agustus 2015 itu menghasilkan polusi udara dan polusi suara sehingga mengganggu masyarakat.
Setidaknya empat kedusunan yang terdampak polusi tersebut. Di antaranya, Kubangjaya, Talagasari, Tanjungsari, dan Pangleseran.
"Kami datang untuk menampaikan unek-unek mengenai beridirinya pabrik semen. Dulu katanya ramah lingkungan ternyata sekarang mengeluarkan polusi udara dan polusi suara," kata Ketua RT 4/9 Kampung Kubangjaya, Suryatna (43), kepada Tribun.
Adapun polusi udara, kata Suryatna, asap yang diduga hasil pembakaran batu bara keluar dari cerobong asap.
Asap tersebut dikeluarkan ketika masyarakat sedang terlelap, yakni sekitar pukul 01.00 WIB.
Sedangkan polusi suara, yakni bisingnya pabrik tersebut ketika sedang beroperasi.
"Yang dikeluarkan suara gemuruh seperti batu digiling. Memang tidak setiap hari sesekali cuman malam," ujar Suryatna.
Pantauan Tribun, kedatangan mereka didampingi Walhi Jabar untuk mengadju ke Komisi IV. Mereka telah diterima dan terlihat keluar gedung DPRD sekitar 15.15 WIB.
Setelah itu mereka membubarkan diri. Warga yang berjumlah sekitar puluhan itu mengendarai mobil.
Konon Komisi IV DPRD Provinsi Jabar akan mengecek keluhan warga serta memanggil intansi terkait. (cis)