Laporan Wartawan Tribun Jogja, Khaerur Reza
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Pematung legendaris Empu Ageng Edhi Soenarso dimakamkan secara militer di Sleman, Yogyakarta, Senin (5/1/2016).
Selain seniman patung, Edhi adalah veteran dan tercatat sebagai anggota Divisi Sambernyowo bahkan pernah ditahan oleh KNIL atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda pada 1946.
Upacara militer dilakukan anggota Koramil 0732 Sleman yang dipimpin oleh Mayor Inf Prajakso.
Almarhum adalah perancang Patung Dirgantara, orang beken menyebutnya Patung Pancoran, sekitar 1964 sampai 1965 dengan bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta.
PANJAT TUGU DIRGANTARA - Dua orang pertugas berusaha memanjat tiang tuguh Dirgantara atau patung Pancoran dengan menggunakan webing yang dililitkan, Jumat (15/8/2014). Ini merupakan upayah perawatan dengan cara membersihkan patung dari debu dan lumut. (Warta Kota/Adhy Kelana)
Menurut Wikipedia, proses pengecoran monumen ini dilaksanakan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono.
Berat patung yang terbuat dari perunggu ini mencapai 11 ton, sementara tinggi patung mencapai 11 Meter, dan kaki patung mencapai 27 Meter.
Keluarga sudah menyerahkan jenazah Empu Ageng Edhi Soenarso kepada TNI untuk dimakamkan secara militer dan dibawa keluar diiringi hormat senjata pukul 13.40 WIB.
Jenazah yang berada di dalam peti dan luarnya diselimuti bendera Merah Putih tersebut kemudian dibawa menggunakan mobil ambulans.
Jenazah akan disemayamkan sementara di Kampus ISI Yogyakarta untuk kemudian melanjutkan ke peristirahatan terakhir di Imogiri, Bantul, berdampingan dengan istrinya, Kustiyah Edhi Soenaryo.