News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Serangan Demam Berdarah di Jombang Telah Renggut Nyawa Bocah 3 Tahun

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas melakukan fogging

TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai menyerang Jombang, bahkan sudah merenggut korban jiwa.

Seorang bocah perempuan berusia tiga tahun meninggal akibat terserang virus yang ditularkan nyamuk aedes aegypti ini.

Dia bernama Alisia Adilla Rafa, anak pasangan Abdul Majid-Anik Fitriyani, warga Dusun Balongbiru, Desa Balongbesuk, Kecamatan Diwek Jombang.

Gadis cilik itu mengembuskan napas terakhir setelah gagal diselamatkan oleh tim medis yang menanganinya di Ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Jombang.

“Laporan yang saya terima, satu korban DBD meninggal kemarin. Kasus ini sekarang sedang dalam evalusi kita,” ujar Direktur RSUD Jombang dr Pudji Umbaran, Selasa (12/1/2016).

Pudji menambahkan, kasus DB ini semua pihak memang harus waspada. Meski kondisi korban kelihatan sudah membaik, namun harus tetap diawasi. Karena kemungkian masih kambuh.

“Seperti kasus Alisa itu. Dia sempat membaik namun masih haus dirawat di Paviliun Seruni,” imuhnya.

Adapun jumlah pasien DBD yang dirawat di RSUD, dr Pudji mengaku tidak hapal, karena semua ditangani Pelayanan Medis (Yanmed). “Kalau yang meninggal di awal tahun satu itu,” tandasnya.

Anik Fitriya, ibunda Alisa mengatakan, Alisa awalnya menderita demam tinggi, dan kemudian dibawa berobat ke bidan desa setempat.

Namun kondisinya tak kunjung membaik sehingga dibawa ke Pukesmas Cukir.

Di Puskesmas Cukir, Alisa didiagnosis menderita DBD, dengan trombosit 163 dan semakin menurun hingga kondisi trombosit mencapai 85 dan harus dirujuk ke RSUD Jombang.

“Di RSUD langsung masuk ICU selama satu malam, dan kemudian kondisi anak saya membaik, dan lalu dipindah ke Paviliun Seruni,” ujarnya.

Selama di Seruni, lanjut Anik, perawat yang menjaganya melarang Alisa makan dan minum, serta harus puasa. Alisa hanya dibolehkan mengonsumsi air putih sebanyak 50 cc per tiga jam.

Ternyata, kondisi Alisa kembali drop dan harus masuk ke ruang ICU untuk kedua kalinya.

“Saat kondisi drop, oleh dokter jaga ditanya kenapa tidak diberi makan. Saya jawab dilarang oleh suster jaga dan diharuskan puasa,” kata Anik.

Dan pada saat masuk ke ICU untuk yang kedua kalinya, tutur Anik, nyawa anaknya saya tidak tertolong.

Anik mengungkapkan, di desanya sudah 10 orang yang terkena serangan DBD. Salah satunya keponakannya sendiri, Dimas yang kini dirawat di RSUD.

Satu korban yang dikabarkan meninggal karena DBD di RSUD Jombang, adalah Andik (12), siswa kelas VI SDN Gedukwatu, Kecamatan Ngoro, Jombang. Anak pasangan Bagus dan Nurita, warga Dusun Dayangan, Desa Genukwatu ini meninggal di RSUD Jombang, Minggu (10/1/2016) lalu.

Kepala Dusun Dayangan Desa Genukwatu, Agus Salim, membenarkan warganya meninggal dunia di RSUD akibat sakit DBD.

“Sebelumnya korban sempat dirawat di RSK Mojowarno, lalu dibawa pulang. Tapi pada Jumat (8/1/2016) dilarikan ke RSNU.

Di RSNU, didiagnosis menderita DBD, dan kemudian dirujuk ke RSUD Jombang.

Sempat mendapat perawatan medis untuk menyelamatkan korban, namun gagal. “Andik meninggal di RSUD,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini